5 Tahun Terakhir, Produksi Bawang Merah di Agam Terus Naik

Lonjakan harga komoditas pangan seperti bawang merah dan daging ayam mempengaruhi kenaikan inflasi Sumatra Barat (Sumbar) pada Oktober 2024.

Bawang merah merupakan salah satu penyumbang inflasi Sumbar pada Oktober 2024. (foto: amcnews.co.id)

Langgam.id - Dalam lima tahun terakhir, produksi bawang merah di Kabupaten Agam meningkat cukup signifikan. Pada 2016 produksi hanya 2.126 ton dari 263 hektare luas panen.

"Selanjutnya, pada 2017 meningkat jadi 3.061 ton dari 366 hektare luas panen," ujar Kepala Dinas Pertanian Agam Arief Restu, Senin (22/3/2021).

Kemudian terang Arief, pada 2018 , produksi bawang merah 3.365 ton dari 401 hektare luas panen. Di 2019 meningkat jadi 5.168 ton dari 601 hektare luas panen dan 2020 kembali naik  jadi 7.096 ton dari 757 hektare luas panen.

Ia menambahkan, 7.096 ton produksi bawang merah pada 2020 tersebut tersebar di 12 dari 16 kecamatan yang ada di Agam.

"Dari 12 kecamatan itu, yang memiliki produksi terbesar yaitu Sungai Pua sebanyak 2.271 ton dengan luas panen 201 hektare," sebutnya.

Arief mengungkapkan, adanya peningkatan produksi ini membuktikan bahwa bawang merah menjadi salah satu komoditi yang dilirik petani untuk meningkatkan kesejahteraan di sektor pertanian.

Sebelumnya, Gubernur Sumbar Mahyeldi dorong  wali nagari dan masyarakat agar dapat mengolah lahan-lahan yang terlantar menjadi lahan produktif. Menurutnya, pertanian menjadi usaha yang cukup menjanjikan di masa pandemi ini.

“Bekerja sama dengan pihak perbankan, semoga kedepannya bisa lebih meningkatkan pendapatan para petani,” kata Mahyeldi saat panen perdana bawang Kelompok Tani Boneh Satangkai di Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Agam, Minggu (21/3/2021).

Mahyeldi mengharapkan masyarakat, wali nagari dan camat, agar dapat melihat komoditi-komoditi apa yang cocok di wilayahnya yang bisa menghasilkan lebih cepat.

"Sehingga kedepannya lahan yang nganggur bisa dimanfaatkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesejahteraan para petani," harapnya.

Mahyeldi mengungkapkan,  khusus Nagari Kamang Mudiak, sangat berpotensi dalam pengembangan tanaman bawang. Saat ini di Nagari Kamang Mudiak, dalam satu hektare lahan, bisa menghasilkan sebanyak 10-12 ton bawang.

Ia menambahkan, jika harga bawang Rp20 ribu per kilogram, maka petani bisa menghasilkan lebih kurang sebanyak Rp200 juta perhektare dalam sekali panen, yaitu 80 hari.

“Dalam setahun, bawang bisa panen sebanyak 4 kali, sehingga hasil dari panen bawang dalam setahun mencapai Rp800 juta. Saya kira ini luar biasa untuk pendapatan harian para petani,” ujar Mahyeldi.

Oleh karena itu terang Mahyeldi, pertanian merupakan  usaha yang cukup menjanjikan. Terutama dalam berkebun bawang, ditambah lagi saat ini harga dan kebutuhan bawang sangat tinggi. (*/yki)

Baca Juga

Harga Bawang Putih di Pasar Sawahlunto
Sempat Melonjak, Harga Bawang Merah dan Bawang Putih di Padang Panjang Mulai Turun
Lonjakan harga komoditas pangan seperti bawang merah dan daging ayam mempengaruhi kenaikan inflasi Sumatra Barat (Sumbar) pada Oktober 2024.
Harga Bawang di Padang Panjang Turun
Harga bawang merah di Padang Panjang turun pada minggu pertama Mei ini. Harga bawang turun dari dari Rp52.167 per kg menjadi Rp51.000/kg.
Pasokan Bertambah, Harga Bawang Merah di Padang Panjang Turun
Evelinda Golkar
Harga Bawang Merah Anjlok Bikin Petani di Solok Menjerit, Evelinda Desak Pemerintah Bergerak
Hasil Penelitian: 17 Ribu Ton Ikan di Danau Maninjau Mati Sejak 1997, Kerugian Rp 223 Miliar
Hasil Penelitian: 17 Ribu Ton Ikan di Danau Maninjau Mati Sejak 1997, Kerugian Rp 223 Miliar
Stadion Bukik Bunian Agam Ditetapkan Jadi Lokasi Semifinal Liga 3 Sumbar
Stadion Bukik Bunian Agam Ditetapkan Jadi Lokasi Semifinal Liga 3 Sumbar