40 PPL dari 8 Kabupaten di Sumbar Ikuti Pelatihan Fasilitator Pertanian Udara Bersih

40 PPL dari 8 Kabupaten di Sumbar Ikuti Pelatihan Fasilitator Pertanian Udara Bersih

Praktek pelatihan fasilitator sekolah lapangan pertanian udara bersih. (Foto: Dok. Field Indonesia )

Langgam.id - Sebanyak 40 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari 8 kabupaten di Sumatra Barat (Sumbar) mengikuti pelatihan fasilitator sekolah lapangan pertanian udara bersih yang digelar Yayasan FIELD Indonesia di Padang.

Direktur Eksekutif Yayasan FIELD Heru Setyoko dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/3/2023) mengatakan, kegiatan ini dalam upaya mempercepat promosi kegiatan program udara bersih Indonesia.

Pelatihan tersebut diikuti oleh 40 PPL dari 40 kecamatan di 8 kabupaten yaitu: Kabupaten Pesisir
Selatan, Solok, Agam, Sijunjung, Darmasraya, Solok Selatan, Tanah Datar, dan Padang Pariaman.

Menurutnya, pelatihan terbagi dalam dua gelombang. Pada 8-11 Maret 2023 diikuti oleh 20 PPL dan sisanya pada 12-15 Maret 2023 di UPTD BPPP Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat, Padang.

Heru menambahkan, Program Udara Bersih Indonesia yang digelar oleh Yayasan Field Indonesia merupakan sebuah inisiatif pengelolaan lahan pertanian tanpa bakar.Program ini digelar di 8 Provinsi yaitu Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Ia mengatakan, program ini merupakan salah satu upaya mitigasi perubahan iklim dengan mengurangi pembakaran lahan pertanian di Kalimantan dan Sumatra. Program antara lain dengan memberikan pelatihan dan praktik pertanian yang dapat menciptakan udara bersih, penguatan kelembagaan petani, dan meningkatkan pendapatan petani.

Dengan pelatihan ini, Yayasan Field berharap dapat mengubah pembakaran biomassa dengan praktik pertanian alternatif tanpa pembakaran yang dapat menciptakan udara bersih yang telah terbukti berhasil.

Biomassa tanaman, menurutnya, adalah salah satu sumber daya terpenting dalam pertanian dan dengan tidak membakar dapat meningkatkan keuntungan dan mengurangi pekerjaan pertanian. Selain itu, dengan mengembalikan sisa tanaman ke tanah, dapat mengurangi biaya input pertanian, mengurangi biaya irigasi, mengurangi input tenaga kerja, dan meningkatkan hasil panen.

Dengan pelatihan ini, menurut Heru, diharapkan dapat melengkapi 3 kebijakan dan upaya nasional yang telah ditetapkan pemerintah dalam hal ketahanan pangan, pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta pengurangan emisi rumah kaca. (*/SS)

Tag:

Baca Juga

Inovasi Pertanian 'Basawah Pokok Murah', Komisi IV DPR Tantang Kementan Perkuat Riset di Sumbar
Inovasi Pertanian 'Basawah Pokok Murah', Komisi IV DPR Tantang Kementan Perkuat Riset di Sumbar
Irigasi Banda Taluak Bawah Tuntas, Petani: Sekarang Sudah Bisa Bayar Kuliah Anak
Irigasi Banda Taluak Bawah Tuntas, Petani: Sekarang Sudah Bisa Bayar Kuliah Anak
Inovasi Pertanian: Pemberdayaan Kader PKK Melalui Pelatihan Hidroponik
Inovasi Pertanian: Pemberdayaan Kader PKK Melalui Pelatihan Hidroponik
Faperta UNAND Gelar Konferensi Internasional Bahas Pertanian Berkelanjutan
Faperta UNAND Gelar Konferensi Internasional Bahas Pertanian Berkelanjutan
Transformasi Penyuluhan Pertanian untuk Kaum Muda
Transformasi Penyuluhan Pertanian untuk Kaum Muda
Jalan Usaha Tani di Nagari Gadut Dibuka untuk Tingkatkan Perekonomian Warga
Jalan Usaha Tani di Nagari Gadut Dibuka untuk Tingkatkan Perekonomian Warga