Langgam.id - Sejak dua bulan terakhir, sebanyak 30 ekor sapi milik warga Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Kabupaten Solok Selatan, ditemukan mati mendadak.
Kuat dugaan, sapi bali yang dilepasliarkan pemiliknya ke area perkebunan itu terjangkit gejala jembrana disertai perdarahan kulit.
"Dari laporan masyarakat, sudah ada 30 ekor sapi mati mendadak. Kejadian ini katanya sudah berlangsung sejak Ramadan 1440 Hijriah lalu," kata Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Solok Selatan Sherly kepada sejumlah wartawan, Kamis (25/7/2019).
Hingga kini, petugas belum mengetahui penyebab pasti kematian sapi-sapi tersebut. Dugaan sementara, kematian sapi disebabkan penyakit jembrana yang disebabkan virus retrovirus. Gelaja penyakit ini disertai perdarahan kulit dan disebut juga penyakit keringat darah.
Menurutnya, penyakit ini dapat ditularkan oleh lalat atau nyamuk yang hinggap pada sapi. Namun, bisa juga ditularkan lewat udara di tempat-tempat perlintasan sapi yang telah terjangkit jembrana sebelumnya.
Untuk memastikan kematian sapi ini, pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan dan mengambil sampel organ sapi mati. Setelah itu, sampel dikirim ke laboratorium Balai Veteriner (BVet) Baso, Bukittinggi.
"Hari ini, petugas kami akan mengantarkan sampel tersebut untuk diperiksa di BVet Baso," ujarnya.
Pihaknya mengimbau, masyarakat untuk menangkap sapi jika terlihat sakit, agar secepatnya bisa diobati.
"Jika ditemukan indikasi penyakit itu, kami harap warga segera melapor," tutupnya. (*/ICA)