Langgam.id - Sebanyak 218 orang perantau asal Sumatra Barat (Sumbar) korban kerusuhan memilih bertahan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.
Hal ini dibenarkan Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Wamena Nofri Zendra. Menurutnya saat ini, tidak ada lagi perantau Minang yang mengungsi ke kampung halaman. Terakhir pulang kemarin Senin (7/10/2019) dan ada 9 orang lainnya pergi ke Jayapura.
Awalnya, ada 227 orang pengungsi bertahan di Wamena. Terdiri dari 138 laki-laki dan 89 perempuan. Kemudian dikurangi 9 orang yang akhirnya memutuskan mengungsi sehingga total yang bertahan 218 orang.
"Kondisi mereka aman dan sudah tinggal di rumah masing-masing, kalau yang rumahnya terbakar sudah mengungsi semuanya," ujarnya saat dihubungi langgam.id, Selasa (8/10/2019).
Saat ini, masyarakat di Wamena juga sudah mendapatkan sejumlah bantuan seperti makanan. Bantuan juga diberikan pemda setempat dan dari dinas sosial.
Ke depan, ia masih belum dapat memastikan apakah masih ada perantau yang ingin mengungsi atau tidak. Sebab, masyarakat kadang berubah pikiran.
"Itu tidak bisa kita pastikan, awal-awalnya lebih tinggi yang tidak akan pulang, tapi banyakan yang beruba pikiran," katanya.
Menurutnya, kondisi saat ini sudah mulai kondusif. Kegiatan masyarakat di kota sudah mulai berjalan. Aktivitas sekolah yang tidak hancur mulai berjalan. Sedangkan perkantoran juga mulai beraktivitas walaupun memakai gedung dengan menumpang.
"Kondisi aman, tapi amannya Wamena itu kita tak bisa prediksi 100 persen. Memang pihak keamanan sudah menjamin, tapi kita tidak tahu nantinya," katanya.
Sementara itu, sekitar 141 pengungsi di kota Jayapura rencananya diberangkatkan dengan pesawat ke Padang hari ini. Sementara itu istrinya dengan seorang warga lainnya juga sudah berangkat ke Padang.
"Kalau tadi ada yang berangkat 2 orang, istri saya dan seorang warga lainnya. Saya juga akan pulang setelah selesaikan urusan warga yang akan mengungsi," katanya. (Rahmadi/RC)