2 Orang Diduga Peretas Situs Setkab Diringkus Polisi di Padang dan Dharmasraya

hacker retas situs kabinet

Ilustrasi internet. [pixabay.com]

Langgam.id - Dua orang yang diduga peretas situs Sekretaris Kabinet (Setkab) diringkus Mabes Polri. Keduanya berinisial BS alias ZYY (18) dan MLA alias Lutfifake (17) yang berasal dari Sumatra Barat (Sumbar).

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan, para terduga peretas ini ditangkap di dua lokasi berbeda, yakni Kota Padang dan Kabupaten Dharmasraya.

"Benar, telah ditangkap dua pelaku peretasan website Setkab. BS alias ZYY ditangkap tanggal 5 Agustus 2021 di Tabing Bandar Gadang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang," ujar Rusdi kepada langgam.id, Minggu (8/8/2021).

Baca juga: Mengenal Istilah Black Hat, Hacker yang Retas Situs Sekretariat Kabinet

Kemudian, kata Rusdi, penangkapan pelaku kedua berinisial MLA alias Lutfifake dilakukan Perumahan Hansela Garden, kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya. Proses penangkapan terduga peretas situs Setkab ini dilakukan pada 6 Agustus 2021.

"Barang bukti yang disita berupa dua laptop, tiga handphone dan satu charger laptop," katanya.

Penangkapan dua orang ini juga dibantu oleh Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar. Sampai Minggu (8/8/2021), situs Setkab masih belum bisa diakses. Dalam laman website, tertera bahwa situs sedang update sistem.

"Kami akan segera kembali! Mohon maaf untuk ketidaknyamanannya, saat ini kami sedang melakukan update sistem," begitu narasi yang ditampilkan dalam situs.

Sebelumnya, saat situs Setkab diretas, pelaku meninggalkan tulisan di dalam situs yakni Padang Black Hat | Anon Illusion Tea. Pwned By Zyy Ft Lutfifake.

Menurut anggota Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) di Padang, M Riza, black hat merupakan kelompok hacker yang ingin menjebol suatu sistem. Dalam dunia hacker, terdapat istilah Hacker yang berkelompok.

"Kalau seperti ditampilkan di situs itu dijadikan nama komunitas. Sebenarnya ada istilah black hat, kemudian white hat, selanjutnya grey hat. Itu seperti kebiasaan di tim IT, mereka membuat tim kubu," kata Riza dikonfirmasi langgam.id

Kelompok white hat, kata dia, pada umumnya berada pada kubu yang mempertahankan keamanan dari suatu sistem. Sedangkan black hat, kebalikan dari kelompok white hat.

"Black hat berada di kubu yang ingin menjebol suatu sistem. Tetapi menjebol dalam artian umum, bukan merusak. Jadi mereka ingin masuk suatu sistem, mencari celah lalu meninggalkan bukti," jelasnya.

"Kemudian si white hat, oh ternyata ada bukti orang masuk. Jadi semacam ada simbiosis antara white hat dan black hat tapi tidak secara langsung. Jadi black hat itu memang secara natural kelompok-kelompok (hacker) yang ingin masuk atau menjebol suatu sistem," sambungnya.

Baca Juga

Laju Inflasi di Sumbar Stabil Selama Pandemi Corona
Rekor dalam Sewindu, Inflasi Sumbar 2022 Tembus 7,43 Persen
Calon Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, formasi cpns
Tutup Tahun 2022, Pemprov Sebut Realisasi Belanja APBD Sumbar Mencapai 94,95 Persen
23 Nagari dan Desa di Sumbar Tak Bersinyal, 221 Lainnya Jaringan Lemah
23 Nagari dan Desa di Sumbar Tak Bersinyal, 221 Lainnya Jaringan Lemah
63 Persen Warga Sumbar Telah Mengakses Internet, Berikut Data BPS Per Kabupaten dan Kota
63 Persen Warga Sumbar Telah Mengakses Internet, Berikut Data BPS Per Kabupaten dan Kota
Polisi Ringkus 2 Tersangka Begal di Padang, Todong Driver Ojek Online Pakai Airsoft Gun
Polisi Ringkus 2 Tersangka Begal di Padang, Todong Driver Ojek Online Pakai Airsoft Gun
Polresta Padang Tangkap 9 Remaja: Sita Samurai dan Celurit, Diduga Pelaku Tawuran
Polresta Padang Tangkap 9 Remaja: Sita Samurai dan Celurit, Diduga Pelaku Tawuran