2 Kali Tertunda, 80 Unit Bagan di Danau Singkarak Dibongkar Tim Gabungan

2 Kali Tertunda, 80 Unit Bagan di Danau Singkarak Dibongkar Tim Gabungan

DKP Sumbar bersama stakeholder terkait saat akan melakukan penertiban bagan di danau Singkarak (Dokumen DKP Sumbar)

Langgam.idSetelah sempat ditangguhkan, tim gabungan provinsi Sumatra Barat (Sumbar) bersama Pemkab Solok kembali melakukan penertiban bagan di sepanjang Danau Singkarak. Sedikitnya, 80 unit bagan masyarakat dibongkar dalam operasi penertiban yang ketiga kalinya itu.

Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok Kenedy Hamzah mengatakan, tim yang terlibat dalam penertiban terdiri dari DKP Sumbar, Korem, Polda Sumbar, Satpol PP dan pihaknya sendiri. Pembongkaran bagan dilangsungkan pada Senin (23/9/2019).

Menurutnya, penerbitan awalnya sempat dihadang oleh pemilik bagan. Namun, setelah bernegosiasi, tim akhirnya memutuskan untuk melanjutkan penertiban.

“Ini penertiban lanjutan dari penertiban Juli lalu. Dulu sempat dihalangi dan penertiban diurungkan. Sekarang kembali dilanjutkan,” kata Kenedy, Selasa (24/9/2019).

Menurutnya, penertiban tersebut dilakukan berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 81 Tahun 2017 tentang pelarangan aktivitas bagan. Hal tersebut jauh-jauh hari telah disosialisasikan kepada pemilik bagan.

“Beberapa waktu belakangan, kami terus melakukan upaya mediasi dengan pola diskusi, jadi kami tidak ingin ada kesan unsur pemaksaan, ini untuk kebaikan bersama,” katanya.

Penertiban kali ini merupakan upaya ketiga kalinya di tahun 2019. Awal tahun lalu, Pemkab Solok sudah melakukan penertiban, dan mendapat penolakan dari masyarakat. Hasilnya, dilakukan pengunduran hingga Juli 2019.

Hal yang sama juga terjadi pada Juli 2019. Tim gabungan yang akan menertibkan bagan di danau Singkarak mendapat penghadangan oleh pemilik bagan.

Sebelumnya, 93 unit dari 256 bagan yang beroperasi di 6 Nagari sekitar danau Singkarak sudah ditertibkan langsung oleh pemilik. Sisanya tinggal 165 unit dan sudah ditertibkan sebanyak 80 unit kemarin.

“Tinggal sekitar 85 unit bagan lagi. Penertiban akan kami lanjutkan,” katanya.

Pihaknya berharap, masyarakat mau beralih dari penggunaan bagan kepada alat tangkap yang lebih ramah lingkungan. Hal tersebut demi keberlangsungan dan pelestarian ikan endemik danau Singkarak.

Seperti diketahui, tahun 2018, Pemkab Solok telah melakukan upaya pendekatan terhadap masyarakat nelayan untuk mengganti alat tangkap ikan dari Bagan kepada  alat tangkap yang ramah lingkungan. (*/ICA)

Baca Juga

Polisi mulai melakukan penyelidikan mendalam kasus "glamping maut" yang menewaskan Cindy Desta Nanda (28) saat bulan madu bersama suaminya,
Polisi Mulai Selidiki Unsur Pidana di Kasus ‘Glamping Maut’: Kami Tegak Lurus
Keracunan Gas di Alahan Panjang, Ternyata DPRD Solok Sudah Minta Tertibkan Semua Glamping Sejak Sebulan Lalu
Keracunan Gas di Alahan Panjang, Ternyata DPRD Solok Sudah Minta Tertibkan Semua Glamping Sejak Sebulan Lalu
Masyarakat di sekitar Gunung Talang dan pengunjung atau wisatawan diimbau untuk tidak mendekati dan bermalam di sekitar kawah Gunung Talang
Aktivitas Gempa di Gunung Talang Turun, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
Cindy Desta Nanda (28), korban meninggal diduga akibat keracunan karbon monoksida saat glamping di Alahan Panjang, Kabupaten Solok,
Suami Hadiri Pemakaman Istri, Keluarga Ungkap Penyebab Gilang Kritis saat Glamping di Alahan Panjang
Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) terus memperkuat komitmennya dalam memperluas konektivitas digital dan meningkatkan
Indosat Dukung Digitalisasi UMKM Batik dan Produk Lokal Solok: Perkuat Ekosistem Ekonomi Sumbar
Ilustrasi Karhutla
Karhutla di Kabupaten Solok Meningkat, Damkar Kekurangan Armada Pemadaman