Langgam.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) Resort Agam mencatat sebanyak 17 bunga Rafflesia Arnoldi ditemukan sepanjang 2020. Sementara bunga bangkai ditemukan sebanyak 4 individu.
Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumbar Resor Agam, Ade Putra mengatakan, untuk potensi keanekaragaman hayati, sepanjang tahun 2020 di wilayah kerja resor Agam tercatat 17 individu bunga Rafflesia Arnoldi mekar dan 4 tumbuhan bunga bangkai dalam kondisi mekar ditemukan.
Bunga tersebut di berbagai tempat seperti di Kecamatan Palembayan, Tanjug Raya dan Kecamatan Matur. Lokasi bunga tersebut masih berada di kawasan cagar alam Maninjau. Baik bunga Rafflesia maupun bunga bangkai memiliki karakter habitatnya yang hampir sama.
"Tumbuhnya di beda-beda lokasi, tapi masih berada di kawasan Maninjau,"Selain di Agam, tercatat di Sumbar, berdasarkan data terakhir terdapat 36 lokasi sebaran populasi bunga rafflesia yang tersebar di 14 kabupaten kota,"katanya Sabtu, (2/12/2020).
Sebanyak 14 daerah tersebut kecuali daerah Kota Solok, Sawahlunto, Payakumbuh, Mentawai, dan Kota Pariaman. Selebihnya ditemukan populasi rafflesia arnoldi. Sementara bunga bangkai hampir ditemukan di seluruh kabupaten kota di Sumbar kecuali Mentawai. Sampai saat ini belum ada laporan pernah ditemukan bunga bangkai di sana.
Menurutnya, faktor tumbuhnya bunga Rafflesia dan bunga bangkai dipengaruhi berbagai faktor seperti cuaca. Terutama saat musim hujan, maka akan banyak yang mulai mekar baik Rafflesia maupun bunga bangkai. Selain itu, tumbuhnya juga dipengaruhi ketika lingkungan sekitarnya berubah.
"Akibat lingkungan berubah, maka banyak bunga yang gagal mekar, biasanya karena pengrusakan, bisa oleh manusia ataupun hewan, seperti di nagari Koto Gadang kemaren, ada 5 knop gagal mekar karena dirusak hewan, diduga babi dan tikus tanah," ujarnya.
Saat ini, berdasarkan monitoring terakhir tanggal 30 Desember di Agam ada masih ada yang akan mekar sebanyak 2 lokasi lagi di Nagari Paninjauan. Sisa knop di lokasi itu ado 7 lagi. Sementara di Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan ada 9 knop lagi. Kemudian di nagari Koto Gadang, Kecamatan Tanjung Raya ada sekitar 5 knop lagi.
Menurutnya, bunga tersebut bisa tumbuh di daerah yang memiliki kelembaban suhu tinggi, kemudian dekat dengan sungai dan anak sungai, dan lokasinya berada di bawah ketinggian 2.000 MDPL. Lokasi seperti ini mirip dengan tempat pertama kalinya bunga itu ditemukan di Bengkulu. Bunga itu ditemukan oleh Thomas Stanford Raffles dan Joseph Arnold pada abad 18.
Menurutnya, bunga tersebut telah lama berada di kawasan Agam namun saat itu belum diketahui oleh masyarakat. Bunga itu baru diketahui pada tahun 2011. Ditambah lagi masyarakat saat itu belum terlalu mengetahui bunga langka dilindungi itu.
"Saat itu masyarakat masih belum banyak yang tahu dan di sebagian daerah itu dianggap suatu tempat yang berbahaya, karena dianggap sebagai 'cawan imau' atau tempat minum harimau, jadi tidak boleh didekati dan diganggu," ujarnya.
Menurutnya, bunga Rafflesia Arnoldi dan bunga bangkai keduanya berbeda. Bunga rafflesia, memiliki bunga raksasa yang tidak menjulang tinggi, melainkan melebar ke samping. Memiliki lubang besar di tengah dan kelopaknya berwarna merah bata. Sementara bunga bangkai adalah bunga raksasa yang memiliki tonggol, atau bagian menjulang tinggi ke atas.
"Bunga bangkai itu tumbuh dari umbi dan mengalami 2 siklus fase, yaitu fase vegetatif atau berbatang dan berdaun dan fase generatif yaitu berbunga, sedangkan rafflesia hidup dari inangnya berupa akar tumbuhan tetra stigma yang terinfeksi bakal benih rafflesia, kemudian di dalam akar itu sebelum menjadi menjadi kopula atau biji dalam akar, baru setelah itu fase brakta atau bunga dalam bentuk knop," katanya.
Kemudian bunga rafflesia memiliki diameter bervariasi, tergantung jenisnya. Diameter rafflesia arnoldi bisa memcapai 1 meter. Sedangkan bunga bangkai tingginya bisa mencapai 2,5 meter, dengan lebar 1,5 meter saat mekar.
Selain itu, untuk melindungi bunga tersebut dari pengrusakan. Petugas BKSDA Agam selalu melakukan pengawasan dan monitoring secara berkala. Apalagi bunga tersebut jelas dilindungi oleh undang-undang. (Rahmadi/ABW)