Langgam.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat Gunung Marapi mengalami erupsi sebanyak 15 kali pada Sabtu (7/1/2023). Tinggi kolom abu di antara 200-300 meter dengan warna asap putih dan kelabu.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Marapi Teguh Purnomo mengatakan, erupsi yang terjadi masih dapat dikatakan sebagai erupsi pembuka. Pihaknya akan terus memantau aktivitas gunung akan naik atau turun.
"Ini masih dikatakan pembuka. Tapi belum pasti. Kita lihat dulu apakah akan meningkat atau justru menurun," kata Teguh, Minggu (8/1/2023).
Ia menyebutkan Gunung Marapi punya siklus dua sampai empat tahunan erupsi. Terakhir, gunung ini erupsi pada 4 Juli 2017. "Ini masih dini. Kami akan pantau terus data dan perkembangannya," katanya.
Teguh mengimbau masyarakat mengikuti rekomendasi PVMBG. Masyarakat, wisatawan dan pendaki supaya tidak mendekat ke radius tiga kilometer dari kawah Gunung Marapi.
Seperti diketahui, letusan Gunung Marapi terekam di seismogram dengan amplitudo 1-23.4 mm dengan durasi antara 45 hingga 109 detik.
Selain letusan, juga terdeteksi empat kali hembusan, satu kali gempa tornillo dengan durasi 12 detik, satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 19.5 mm, dengan durasi 20.8 detik serta gempa tektonik jauh sebanyak empat kali dengan durasi antara 45 hingga 200 detik.
Selain itu juga terekam gempa tremor secara terus menerus. Gunung Marapi saat ini berada di level II atau waspada.