DataLanggam - Sejumlah literatur mencatat tanggal 13 Januari dalam sejarah Sumatra Barat. Pada tanggal tersebut, terjadi peristiwa penting yang bertempat atau terkait dengan Sumbar di masa lalu. Berikut catatan itu:
13 Januari 1951: Roeslan Muljoharjo Resmi Menjabat Gubernur Sumatra Tengah
Bukittinggi - Mr. Ruslan Muljoharjo resmi menjadi penjabat gubernur Sumatera Tengah setelah serah terima jabatan dari S.J. Sutan Mangkuto pada 13 Januari 1951 di ibu kota Provinsi Sumatera Tengah, Bukittinggi. Ruslan sebelumnya ditetapkan sebagai gubernur pada 9 November 1950 oleh Perdana Menteri Mohammad Natsir. Ia tidak bisa langsung menjabat karena ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat Sumatra Tengah (DPRST). Ia baru bisa bekerja setelah DPRST dibekukan oleh pemerintah pusat melalui PP Nomor 1 Tahun 1951. Dalam beberapa bulan, ia diterima masyarakat karena dinilai berkapasitas dan mampu melakukan konsolidasi sehingga menjabat hingga 6 tahun.
Sumber: Mestika Zed dkk dalam "Sumatera Barat di Panggung Sejarah 1945-1995" (1998) hlm 123-124
13 Januari 2006: SBY di Bukittinggi, Masyarakat Sumbar Usulkan Pengakuan PDRI
Bukittinggi - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyelesaikan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi yang digelar di Bukittinggi pada 12-13 Januari 2006. SBY dan 16 menteri berada di Sumbar pada 11-14 Januari. Selama di Bukittinggi, SBY menerima sejumlah komponen masyarakat yang mengusulkan agar pemerintah secara resmi mengakui perjuangan PDRI. Pada 18 Desember 2006, 11 bulan setelah itu, SBY menerbitkan Kepres Nomor 28 Tahun 2006 yangmenetapkan hari terbentuknya PDRI pada 19 Desember 1948 sebagai hari bela negara.
Sumber: Wawancara Langgam.id dengan Mantan Mendagri/ Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi dan Peneliti Sejarah Hasril Chaniago, dimuat dalam "Cerita di Balik Penetapan Hari Bela Negara Zaman Presiden SBY" di Langgam.id pada 19 Desember 2021.
Catatan ini diperbarui pada 13 Januari 2023.