DataLanggam - Sejumlah literatur mencatat tanggal 12 Januari dalam sejarah Sumatra Barat. Pada tanggal tersebut, terjadi sejumlah peristiwa yang bertempat atau terkait dengan Sumbar di masa lalu. Berikut catatan sejarah itu:
12 Januari 1925
Haji Datuk Batuah dan Natar Zainuddin Dibuang
.
Padang - Pengadilan Padang memutuskan membuang tokoh Sarekat Islam sekaligus propaganda komunis Haji Datuk Batuah ke Kalabahi dan Natar Zainuddin ke Kefamenanu (keduanya saat ini masuk wilayah NTT). Keduanya dihukum karena menerbitkan Surat Kabar Pemandangan Islam dan Djago Djago yang dalam tulisan-tulisannya dinilai melawan pemerintah Hindia Belanda dan membawa pembacanya ke alam kemerdekaan. Keduanya dibawa dari Teluk Bayur pada 9 Februari 1925.
.
Sumber: Fikrul Hanif Sufyan dalam "Menuju Lentera Merah" (2018) hlm 103-105
12 Januari 1927
Dalam 12 Hari, Pemerintah Belanda Tangkap 1.500 Orang
.
Sawahlunto - Pemerintah Hindia Belanda sudah menangkap 1.300 di Silungkang, Muara Kelaban dan Padang Sibusuk serta 200 orang di Sijunjung karena dituduh terlibat pemberontakan yang digerakkan pihak komunis sejak 1 Januari 1927. Pada Agustus 1927 dilaporkan 1.363 orang kemudian diadili.
.
Sumber: Audrey Kahin dalam "Dari Pemberontakan ke Integrasi: Sumatra Barat dan Politik Indonesia 1926-1998" (2005) hlm 53
12 Januari 1947
Perjanjian dengan Sekutu
.
Padang - Pemerintah Sumatra Barat menandatangani perjanjian dengan Sekutu dan Belanda tentang penambahan personil polisi Republik Indonesia di Padang. Usul jumlah personil polisi 500 orang diterima pihak Belanda. Kesepakatan ditandatangani pada 12 Januari 1947 oleh Bagindo Aziz Chan mewakili pihak RI.
.
Sumber: Siti Fatimah dalam "Bgd. Azizchan, 1910-1947: Pahlawan Nasional dari Kota Padang (2007) hlm 177
12 Januari 1949
Pesawat Belanda Serang Alahan Panjang
.
Alahan Panjang - Pesawat-pesawat udara Belanda menyerang Alahanpanjang, Solok pada 12 Januari 1949. Serangan tersebut tak menimbulkan korban jiwa di pihak masyarakat dan pejuang. Namun, esoknya, tentara Belanda memasuki Alahan Panjang dari arah Lubukselasih, setelah terlebih dahulu melakukan pemboman. pemboman. Sementara, sejumlah pimpinan militer dan sipil di Sumatra Barat berangkat dari basis PDRI di Koto Tinggi, Limapuluh Kota menuju tempat pertemuan di Situjuh
.
.
Sumber:
- Abdul Haris Nasution dalam "Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia: Agresi Militer Belanda II" (1991) hlm 266
- Mestika Zed dalam "Somewhere in The Jungle Pemerintah Darurat Republik Indonesia" (1997)