10 Manifesto Majelis Dosen Muda Unand kepada Rektor

10 Manifesto Majelis Dosen Muda Unand kepada Rektor

Foto: kiriman Virtuous Setyaka

Palanta Langgam - Majelis Dosen Muda (MDM) Universitas Andalas (Unand), sampaikan manifesto kepada Rektor Unand dalam sebuah pertemuan di kampus Unand, Kota Padang, Sumatra Barat, Selasa (10/12).

Kepada Yuliandri, yang baru saja menyandang jabatan Rektor Unand 2019-2023, puluhan anggota MDM melalui Muhammad Yunis dari Fakultas Ilmu Budaya, menyampaikan secara terbuka 10 persoalan krusial.

Berikut manifesto dan rekomendasi MDM kepada pimpinan baru Unand,

Pertama, sarana dan prasarana, dengan jabaran berikut; pemberdayaan Perumdos terbengkalai sebagai Rumah Singgah Mahasiswa; memperbaharui lab-lab di prodi terkait dengan sumber daya, praktikum, media pengajaran, dan pembiayaan; kurangi proyek-proyek fisik dan memperbanyak kegiatan akademik.

Lalu, menyelesaikan konflik (Tanah) antara Unand dan masyarakat sekitar kampus; menjadikan masyarakat kampus prioritas riset dan pengabdian masyarakat yang dikoordinir LPPM Unand.

Selanjutnya, evaluasi pengelolaan perumdos; evaluasi pengelolan rumah sakit, karena banyak PNS pindahan dari daerah masuk di RS Unand tanpa aturan yang jelas.

Evaluasi dan pengecekan, perbaikan, dan perawatan bus kampus untuk keselamatan mahasiswa; evaluasi water fountain (kran air minum) dan ada beberapa yang tidak berfungsi.

Kemudian, mempermudah skema permohonan dana operasional laboratorium pada Fakultas atau Prodi dengan salah satu kompetensi dasarnya berbasis analisis seperti MIPA (Prodi Biologi) dan FKM (Prodi Gizi). Permintaan alat dan bahan untuk praktikum di labor harus dilakukan setahun sebelumnya, sehingga apa yang dilakukan di dalam labor tidak pernah update dengan tuntutan kampus untuk menghasilkan yang "maju".

" Prodi Gizi sama sekali belum memiliki fasilitas laboratorium analisi zat gizi, biokimia gizi dan metabolisme gizi yang dalam KKNI merupakan salah satu kompetensi dasar," kata Yunis.

Dia menambahkan, pentingnya pengadaan SPBU dan listrik sendiri untuk Unand.

Membentuk Koperasi di tingkat unand, yang mana kopreasi ini tidak bersifat simpan pinjam tetapi lebih kepada pengembangan wira usaha.

Peremajaan sarana kebutuhan pengajaran, kursi, wifi, dan sarana lain yang sifatnya menunjang pengajaran.

Hentikan pekerjaan yang tidak efisien seperti pelibatan SPM sebagai keamanan, biaya pengelolaan aset yang membengkak,  pembelian oli/BBM bus kampus yang diluar nalar.

"Menyumpah para pejabat Unand dalam pemanfaatan mobil dinas, mobil dinas hanya boleh digunakan untuk kepentingan negara," tandasnya.

Kedua, pengembangan karir dosen. Manifesto soal ini dijabarkan, seperti, lokasi Beasiswa S3 utk dosen-dosen yang sudah mendekati/lewat 40thn (usia batas terbit surat tugas belajar) atau tidak lolos beasiswa sumber lain padahal sudah diterima S3 di suatu Univ DN/LN.

Menyamakan bantuan biaya pendidikan untuk biaya hidup dari Unand dengan Dikti.

Dan memberikan dukungan biaya pelatihan persiapan Dosen S3.

Ketiga, tata kelola. Antara lain, keberanian mengevaluasi kualitas kerja & aspek kepemimpinan (leadership, bukan bossy-ness) di level corporate grade.

Menjadikan Dosen Muda sebagai mitra oleh pimpinan Unand.

"Usulan pada Rektor merencanakan pertemuan dengan Dosen Muda 1x3 bulan untuk mebahas masalah-masalah dalam rangka memajukan unand lebih bermartabat. Sehingga dosen muda sendiri terlatih dan memiliki tempat untuk memberikan usulan dan dukungan positif pada pimpinan Unand," kata Virtous Setyalaka, salah seorang anggota MDM.

Lalu, komitmen untuk terus melakukan kampanye anti LGBT dalam bentuk bentuk program nyata.

Keempat, kemahasiswaan. Yakni, alokasi biaya hibah penelitian bersaing untuk mahasiswa.

Apresiasi terhadap prestasi mahasiswa baik kegiatan minat bakat di level nasional/internasional.

Apresiasi terhadap prestasi mahasiswa Bidik misi dan mahasiswa Papua/nonpapua dengan cara memberikan penghargaan  pada IPK tertinggi tingkat pertama pada saat upacara 17 Agustus.

Evaluasi beasiswa bidik misi dan mahasiswa Papua, sebab selama ini belum ada program pembinaan peningkatan kapasitas terhadap mereka. Sepeti pelatihan peningkatan soft skill, peningkatan public speaking, prestasi akademik, pelatihan management waktu dan keuangan sehingga dana beasiswa dapat bertahan hingga akhir bulan dll.

Perbaikan data PDDikti mahasiswa (data TTL seragam lahir 1970). "Kontrol ada pada panitia penerimaan mahasiswa baru saat mereka melakukan registrasi ulang. Admin harus yang diberikan tugas bertanggungjawab terhadap tugasnya. Data PPDikti sangat penting bagi mahasiswa dari rumpun kesehatan untuk melakukan registrasi pengurusan STR (Surat tanda registrasi) seperti Kedokteran, keperawatan, kebidanan dan mahasiswa Gizi setelah mereka lulus," jelas Virtous.

Kelima, remunerasi. Jabarannya, evaluasi sistem remunerasi dan peninjauan kembali pada P2 yang tidak universal.

"Di sini terlihat kesenjangan dan ketidakadilan di masing masing fakultas," ungkap Virtous.

Keenam, transparansi pada pengelolaan keuangan di semua bidang (RKAL tahunan) dan mengumumkan perubahannya baik pada dosen dan mahasiswa.

Ketujuh, penelitian.

Meninjau kembali alokasi dana penelitian BOPTN Unand, sebab penelitian yang berbeda dengan jumlah dana yang berbeda tetapi luaran wajib penelitian sama.

Evaluasi atau jika perlu hapuskan hibah penelitian guru besar karena HBG tidak relevan dengan skil yang dimiliki oleh seorang Guru Besar. Seharusnya Guru Besar mampu bersaing di luar unand.

Monitoring dan evaluasi Dana penelitian/pengabdian berbasis fakultas oleh LPPM. Memastikan tidak ada topik penelitian/pengabdian yang sudah dilakukan tahun sebelumnya  diajukan kembali dan didanai.

Perbaikan skema dana penelitian dosen, karena terdapat redundancy antara waktu penandatanganan kontrak dengan waktu turun dana. Sehingga kerja penelitian dosen tidak maksimal, sementara tuntutannya sangat tinggi.

Kedelapan, kerja sama; membangun kerja sama dalam dan luar negeri dengan skala prioritas yang sesuai dengan visi misi pengembangan universitas, ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas hidup.

Kesembilan, akademik

Melaksanakan Studi banding yang realistis dan hilangkan jalan-jalan pejabat Unand yang yang mengatasnamakan studi banding tetapi tidak mendukung pengembangan akademis.

Penumbuhan dan penguatan kultur akademik di Universitas Andalas, termasuk di dalamnya memberikan tempat bagi pikiran kritis untuk berkembang.

Memerdekakan pemikiran dosen dan mahaiswa demi kemajuan unand yang bermartabat.

Penyederhanaan birokrasi dan mengubah sistem admistrasi yang berbelit-belit.

Kesepuluh, keamanan kampus; meninjau kembali keamaan kampus yang selama ini sudah berjalan.

"Sebab banyak kendaraan yang hilang di lingkungan kampus dan kasusnya tidak kunjung terselesaikan," pungkas Virtous. (Osh)

Baca Juga

Langgam.id - Lembaga SURI menggelar pameran Pemanfaatan Iluminasi Naskah Kuno Menjadi Motif Kain Minangkabau di Unand.
53 Proposal PKM UNAND Lolos Pendanaan Kemendikbudristek
RS Unand Bertekad Menjadi Destinasi Wisata Medis di Asia Tenggara
RS Unand Bertekad Menjadi Destinasi Wisata Medis di Asia Tenggara
Rumah Sakit Universitas Andalas (Unand) saat ini sudah dilengkapi dengan peralatan yang canggih. Selain itu, rumah sakit ini juga didukung
Cegah Pasien Berobat Keluar Negeri, Ini Upaya yang Dilakukan RS Unand
Content Creator For Business : Strategi Efektif Membangun Brand Awareness
Content Creator For Business : Strategi Efektif Membangun Brand Awareness
TANAH ULAYAT TOL PADANG-PEKANBARU
Wacana Penghapusan Insentif Guru Dalam Model Fungsi Utilitas
Tingkatkan Kualitas Program Siaran Televisi di Sumbar, KPI Pusat Sambangi Unand
Tingkatkan Kualitas Program Siaran Televisi di Sumbar, KPI Pusat Sambangi Unand