DataLanggam – Sejumlah literatur mencatat tanggal 10 Desember dalam sejarah Sumatra Barat. Pada tanggal tersebut, setidaknya terjadi dua peristiwa di masa lalu yang terjadi di wilayah Sumbar. Peristiwa itu terjadi pada 1934 dan 1950. Berikut catatan sejarah itu:
10 Desember 1934
Buya Datuak Palimo Kayo Ditahan Pemerintah Hindia Belanda
.
Bukittinggi - Buya Mansoer Daoed Datuak Palimo Kayo, salah satu ulama Sumatra Barat, Ketua Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) ditahan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 10 Desember 1934. Buya Datuak semula ditahan di Bukittinggi, kemudian dipindah ke Medan hingga dibebaskan pada 1935. Sebelum beliau ditangkap, Ketua Permi sebelumnya Ilyas Yacub bersama sejumlah petinggi Permi seperti H. Jalaluddin dan Mukhtar Luthfi ditangkap pada 1933 dan dibuang ke Digoel karena gencar mengkritik berbagai kebijakan Pemerintah Hindia Belanda.
.
Sumber: Syafruddin Jamal dalam Artikel "Buya Datuk Palimo Kayo" di Buku "Riwayat Hidup Ulama Sumatera Barat dan Perjuangannya" (2001) hlm 171
10 Desember 1950
Ulama Sepakat Gelar Konferensi Mubaligh se-Sumatra Tengah
.
Bukittinggi - Para ulama dari berbagai organisasi Islam di Sumatra Tengah, antara lain dari Muhammadiyah dan Perti menggelar pertemuan di Bukittinggi pada 10 Desember 1950. Pertemuan itu menyepakati akan mengadakan Konferensi Mubaligh se-Sumatra Tengah. Disepakati dalam konferensi akan dibicarakan antara lain, reaktualisasi peran ulama serta pemberdayaan organisasi ulama dan keagamaan.
.
Sumber: Gusti Asnan dalam "Memikir Ulang Regionalisme: Sumatera Barat tahun 1950-an" (2007) hlm 22