Langgam.id - Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, angkat bicara soal kekhawatiran akan potensi keracunan makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai dijalankan pemerintah. Ia menegaskan, pengawasan ketat wajib dilakukan demi mencegah insiden serupa seperti yang terjadi di sejumlah daerah lain di Indonesia.
“Kita tidak ingin Padang mengalami kasus keracunan seperti itu. Karena itu, saya minta pengawasan dari berbagai pihak, dan keterlibatan semua stakeholder harus dioptimalkan,” kata Maigus, dilansir dari InfoPublik, Sabtu (17/5/2025).
Menurutnya, program MBG tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan sinergi dari banyak pihak, mulai dari akademisi, lembaga pengawasan seperti BBPOM dan Bulog, hingga lembaga riset seperti pusat studi global.
“Dengan kolaborasi dan pengawasan ketat, kita harap kasus keracunan makanan tidak terjadi di Padang,” ujar Maigus.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keracunan makanan tidak semata karena faktor kebersihan atau kontaminasi, tapi bisa juga dipicu oleh alergi pada anak terhadap makanan tertentu.
“Setiap anak punya kondisi berbeda. Ada yang mungkin alergi terhadap jenis protein tertentu. Ini yang perlu diantisipasi,” jelasnya.
Untuk itu, Pemerintah Kota Padang akan menginstruksikan sekolah-sekolah agar mendata kondisi kesehatan anak-anak, terutama yang memiliki riwayat alergi atau penyakit tertentu yang berkaitan dengan makanan.
“Data itu nantinya akan ditindaklanjuti oleh ahli gizi, agar asupan protein dan makanan yang diberikan benar-benar sesuai kebutuhan anak,” tambahnya.
Sebagai informasi, program MBG di Kota Padang menyasar 286.770 warga. Dari jumlah itu, 211.384 adalah siswa sekolah, sementara 75.386 lainnya terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, dan balita berusia 12 hingga 59 bulan.