Langgam.id - Penyerapan atau realisasi belanja APBD Tahun 2022 Kota Pariaman memjadi yang tertinggi di Sumatra Barat sekaligus nomor tiga di Indonesia.
Diskominfo Pariaman di situs resmi Pemko merilis, data tersebut berdasar data presentase realisasi belanja APBD pemerintah daerah se-Indonesia yang didapatkan dari Dirjen Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Agus Fatoni.
Berdasar data itu, realisasi anggaran Pemko Pariaman adalah 94,21 persen. Sementara, Kota Banda Aceh 94,26 persen di peringkat kedua dan Kota Serang sebesar 94,48 persen di peringkat pertama.
Wali Kota Pariaman Genius Umar mengatakan, capaian tersebut atas kerja sama organisasi perangkat daerah, unsur vertikal dan forum komunikasi pimpinan daerah.
Genius menuturkan, persentase penyerapan anggaran pada 2022 meningkat dibanding 2021 yang hanya mencapai 90 persen. “Dengan serapan anggaran tinggi, maka angka kemiskinan Kota Pariaman turun dan ekonomi tumbuh,” ujarnya.
Menurut Genius, angka kemiskinan di Kota Pariaman tahun 2022 pada angka 3.800 orang atau 4,13 persen, turun 0,47 persen dari tahun sebelumnya. “Tahun 2021 silam, kemiskinan di Kota Pariaman berada di angka 4,38 persen,” katanya.
Menurut Genius, penurunan angka kemiskinan menandakan program unggulan Kota Pariaman berjalan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Program pengentasan kemiskinan tersebut, dilakukan melalui strategi dengan menurunkan beban pengeluaran dan meningkatkan daya beli masyarakat serta mengurangi wilayah kantong-kantong kemiskinan yang ada di Kota Pariaman,” tuturnya.
Selain itu, ia menambahkan, angka pengangguran terbuka turun 0,9 persen dari 6,09 persen pada 2021 menjadi 5,19 persen pada 2022.
Untuk mengurangi angka pengangguran, menurutnya, Pemko antara lain memberi pelatihan untuk calon tenaga kerja, mempermudah peluang investasi, program padat karya dan akses keluarga miskin mendapatkan pendidikan vokasi di perguruan tinggi terbaik di indonesia.
Pada tahun 2022, menurut Genius, pertumbuhan ekonomi kota pariaman diprediksi mencapai 3,52 persen. “Hal ini terbilang lebih tinggi dari tahun 2021 lalu, yang angkanya mencapai 3,38 persen,” tuturnya.
Sementara, pada 2020 saat puncak pandemi Covid-19, perekonomian Kota Pariaman anjlok hingga -1,32 persen.
Genius menuturkan, koordinasi yang baik menjadi salah satu faktor penentu untuk serapan anggaran daerah. "Masing-masing OPD jelas apa yang diperbuat. Antara satu OPD dengan OPD yang lain, tidak ada ego sektoral," katanya. (*/SS)