Langgam.id – Wakil Gubernur Sumatra Barat, Nasrul Abit sebut Bios 44 gagasan Komandan Resort Militer (Korem) 032 Wirabraja, Brigadir Jenderal (Brigjend) Kunto Arief Wibowo sebagai solusi atasi permasalahan Danau Maninjau.
Bios 44 merupakan paduan mikro organisme, dengan bahan dasar air, ragi, susu bubuk, cornet beef dan gula pasir. Proses pembuatannya hanya memakan waktu satu bulan.
Sebelumnya, Bios 44 pernah digunakan untuk normalisasi lahan gambut, Bios 44 tersebut dapat menutupi rongga-rongga yang ada, sehingga tidak mudah terbakar.
Kunto Arief Wibowo mengatakan, penggunaan Bios 44 pernah dilakukan dalam upaya mengurangi kebakaran lahan di Sumatra Selatan.
Ide awal pembuatan Bios 44, kata Arief ketika mengatasi kebakaran di Sumse, agar tidak mengganggu persiapan Asian Games. “TNI bekerjasama dengan Prof. Muhammad Tamim Pardede, pakar biokimia molecular untuk membuat Bios 44, dan terbuat dari bahan-bahan sederhana serta tidak membutuhkan biaya mahal,” ujarnya.
Lalu, Komandan Kodim 0304/Agam, Letnan Kolonel (Letkol) Kav. Salim Kurniawam Dewantara mengatakan hasil uji coba Bios 44 terhadap sample air Danau Maninjau menunjukkan penurunan dari 0,037 menjadi 0,02 miligram per liter.
Kesadaran Cs Co setelah diberi Bios 44 meningkat, sebelumnya 6.99 menjadi 7.05, kata Salim.
Saat ini, kata Salim, hasil pemeriksaan UPTD Laboratorium Kesehatan Padang menunjukkan bahwa kandungan nitrogen dalam bentuk amoniak dan nirit di Danau Maninjau melebihi standar yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup.
“Kandungan teloransi amoniak, seharusnya 0,02 miligram per liter. Namun, di Danau Maninjau sudah mencapai 0,037 miligram per liter,” ungkapnya.
Adanya penemuan Bios 44, Wakil Gubernur Sumatra Barat, Nasrul Abit aprsiasi gagasan tersebut.
Menurut Nasrul, hingga saat ini sudah diupayakan berbagai cara untuk mengatasi persaolan Danau Maninjau. “Berbagai Analisa sudah dilakukan, solusi dengan biaya cukup besar itu sudah ada dari Kementerian ESDM dan PUPR. Namun, jumlah Keramba Jaring Apung (KJA) harus dikurangi,” ujarnya.
Diketahui, jumlah KJA di Danau Maninjau mencapai angka 17.000. “Kalau dilihat dari sisi Peraturan Daerah (Perda) itu sudah tidak sesuai. Makanya, banyak KJA yang vakum, tidak ada tindak lanjut,” jelasnya.
Nasrul berharap, adanya Bios 44, permasalahan Danau Maninjau dapat diselesaikan dengan adanya Bios 44. “Beberapa percobaan dalam skala kecil telah dilakukan, baik air Danau Maninjau ataupun lahan gambut, itu berhasil, air dapat dinetralkan dan kebun sawit yang kurang produktif dapat produktif kembali,” ungkapnya. (FZ)