Langgam.id - Presiden Joko akan mencanangkan program restorasi mangrove Indonesia seluas 630 ribu hektar hingga tahun 2024. Program ini dilakukan karena mangrove dinilai berperan penting dalam mendorong perekonomian dan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Mangrove diketahui dapat menyimpan karbon 3-5 kali lebih banyak dari hutan darata. Oleh sebab itu, perlindungan dan pemulihan mangrove dijadikan salah satu strategi untuk mencegah perubahan iklim dan meredam bencana pesisir.
Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Perubahan Iklim dan Kebencanaan Kemenkomarves, Kus Prisetiahadi mengatakan, pada tahun 2020 sudah berhasil melakukan rehabilitasi mangrove seluas 17.394 hektare.
"Secara berkala setiap tahunnya akan dilakukan kegiatan pemulihan mangrove sekitar 25 persen dari total kerusakan," katanaya dalam diskusi online “Konservasi Mangrove, Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim”, Kamis (11/2/2021).
Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan Perikanan, Muhammad Yusuf mengatakan, ditargetkan pada 2021 akan dilakukan penanaman mangrove di lahan sebesar 400 ha yang tersebar di 22 kawasan dan trekking di 4 lokasi.
Direktur Program Kelautan Yayasan Konservasi Alam Nusantara, Muhammad Ilman mengatakan, selain melakukan restorasi mangrove, program ini juga fokus pada pemberdayaan masyarakat. Menjaga ekosistem mangrove yang sehat mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
"Mangrove juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan produk komunitas seperti kopi mangrove, tepung mangrove, sirup mangrove, dan pewarna jati," ujar Ilman.
Salah satunya adalah masyrakat di Kelurahan Mangunharjo, Kota Semarang. Mereka melakukan budi daya udang ramah lingkungan di area sekitar mangrove. Selain itu koperasi masyrakat juga berfokus pada pengembangan batik mangrove dan kerupuk udang.(Mg-Rara/Ela)