InfoLanggam - UIN Imam Bonjol Padang mengadakan penandatanganan MoU dengan Ditjen Badilag dan Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Padang, Senin (16/12/2024).
Kegiatan tersebut berlangsung di ruangan sidang utama H Mansur DT. Nagari Basa, Pengadilan Tinggi Agama (PTA) dan daring seluruh Peradilan Agama di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama di Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama (Ditjen Badilag) Mahkamah Agung RI, Boy Candra Seroza, Ketua Pengadilan Tinggi Agama Padang (PTA), Abd. Hakim.
Kemudian, Wakil Ketua PTA, Alaidin, Panitera dan sekretaris PTA, seluruh Ketua Pengadilan Agama Sumatra Barat, Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Martin Kustati, Kepala Biro AUPK, Muhammad Fuad Nasar.
Berikutnya juga hadir, Wakil Rektor lll Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan, Welhendri Azwar, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Ahmad Wira dan Rektor UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Silfia Hanani.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Martin Kustati mengatakan, adanya penandatanganan MoU dengan Ditjen Badilag yang kali ini diwakili oleh di Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama di Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama (Ditjen Badilag) Mahkamah Agung RI. Lalu, penandatanganan perjanjian kerjasama (PKS) oleh WR III Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan.
Berdasarkan kerjasama ini nantinya, terang Martin, akan ada program khusus bagi unsur pimpinan PTA yang melanjutkan pendidikan di UIN Imam Bonjol Padang. Selain itu, ada program lain yang diisi oleh fakultas maupun pasca sarjana yaitu program magang.
“Program magang ini berhasil memberikan pemahaman lebih pada mahasiswa kita pada saat melaksanakan praktik lapangan di pengadilan agama,” ujarnya.
Ia menambahkan, beberapa tenaga pendidik di UIN Imam Bonjol Padang berasal dari tenaga ahli di pengadilan agama yang menjabat sebagai dosen luar biasa.
”Hal ini tentu karena ketika dosen berasal dari PTA, maka mahasiswa kami diajak langsung terjun bagaimana proses dari pengadilan yang sebenarnya,” sebutnya.
Ia mengatakan, nanti akan bertambah kelas khusus untuk menghasilkan lulusan yang bermanfaat. Lalu memberikan penguatan dalam bentuk program UKK dan UKM dibawah WR III, maupun saat masalah yang terjadi ketika KKN di Nagari.
Ia berharap PTA menjadi laboratorium untuk mengaji dan mengkaji bagi mahasiswa. ”Semoga mahasiswa kami diterima untuk mengajukan pl ataupun magang terlebih dengan jumlah pa yang terbatas dengan mahasiswa yang bertambah setiap tahunnya,” harapnya.
Menanggapi hal itu, Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama di Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama (Ditjen Badilag) Mahkamah Agung RI, Boy Candra Seroza menyampaikan bahwa peradilan agama sangat terbuka untuk mahasiswa.
”Mereka harusnya diberikan kesempatan untuk jadi asisten hakim, pembuat berita acara dan lainnya bukan hanya sekedar formalitas saja,” ujarnya.
"Hal itu akan diusung dalam bentuk juknis dan saat ini sedang dalam proses pengerjaan," sambungnya.
Ia mengatakan, dari Ditjen Badilag mengadakan program mahkamah agung goes to campus, lantaran kuota dari instansi peradilan agama dari tahun 2010 hingga sekarang tidak sampai target. Hal ini karena peserta banyak yang gagal dalam tes SKD dan wawasan kebangsaan.
Lalu, solusi yang ditawarkan kepada Rektor agar peserta yang lulus dari UIN banyak. Yaitu dengan membuat mekanisme ujian itu dalam bentuk tes SKD untuk UTS dan pembelajaran sesuai kurikulum ketika UAS, agar mahasiswa tidak canggung ketika tes CPNS.
Kemudian, perihal pegawai yang mau melanjutkan studi tapi terhalang dengan waktu dinas bahkan perpindahan tugas yang singkat.
Ia menawarkan untuk membuat kelas khusus untuk pembelajaran secara daring. ”Jika mau nanti kami langsung sampaikan ke pusat, dan pastinya akan banyak peminat,” tuturnya. (*)