Langgam.id - Ekonomi Sumatra Barat (Sumbar) selama 2018 tumbuh 5,14 persen. Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan pergerakan ekonomi pada 2017 yang mencapai 5,29 persen.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar yang dilansir Rabu (6/2/2019) lalu menunjukkan, meski masih tumbuh, tapi lebih lambat 0,15 persen dibandingkan tahun sebelumnnya.
Menurut BPS, perekonomian tersebut diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp230,53 triliun dan PDRB perkapita mencapai Rp42,57 juta atau US$2901,45.
Pertumbuhan ekonomi Sumbar, menurut catatan BPS, disumbangkan pertumbuhan net ekspor antar daerah sebesar 3,16 persen, pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 2,41 persen,
Sementara, poin-poin ekonomi lainnya selama 2018 yang jadi catatan BPS yakni, angka inflasi di Padang yang mencapai 2,55 persen pada 2018.
Kemudian, turunnya jumlah angkutan udara di atas 5 persen karena penurunan jumlah penumpang.
"Angkutan laut juga terkontraksi hampir di atas 10 persen karena berkurangnya angkutan barang dalam hal ini ekspor minyak dan lemak."
Hal tersebut karemna produksi CPO beberapa perusahaan besar di Sumbar juga mengalami penurunan selama 2018.
Selain itu, nilai ekspor barang Sumbar pada tahun 2018 mengalami penurunan, dan sebaliknya impor naik dibandingkan tahun tahun 2017.
Meski demikian, realisasi belanja pemerintah tahun 2018 (APBN dan APBD) naik 12,41 persen dibanding realisasi tahun 2017.
Selain itu juga, realisasi pengadaan semen pada tahun 2018 meningkat 8,75 persen dibandingkan tahun 2017. (HM)