Langgam.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja perbankan syariah di Sumatra Barat tumbuh signifikan sepanjang awal tahun 2024 ini.
Per Mei 2024, aset perbankan syariah Sumatera Barat tumbuh sebesar 19,94 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp11,04 triliun.
"Secara umum kinerja perbankan Sumbar cukup baik. Bahkan aset perbankan syariah tumbuh cukup tinggi 19,94 persen," kata Roni Nazra, Kepala Perwakilan OJK Sumbar dalam keterangan tertulis, dikutip langgam, Jumat (16/8/2024).
Selain itu, jelasnya, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat signifikan sebesar 20,02 persen (yoy) menjadi sebesar Rp10,38 triliun. Serta penyaluran pembiayaan tumbuh 26,86 persen (yoy) menjadi sebesar Rp9,46 triliun.
Meski tumbuh terbilang cukup tinggi, namun risiko pembiayaan juga masih terjaga dengan baik yakni mentatakan rasio nonperforming financing (NPF) hanya 1,82 persen, dan rasio financing to deposit ratio (FDR) sebesar 91,14 persen.
Sementara itu, secara umum aset perbankan Sumbar baik konvensional, syariah maupun BPR tumbuh 6,94 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp81,33 triliun.
Penyaluran kredit/pembiayaan tumbuh 7,17 persen (yoy) menjadi sebesar Rp70,94 triliun. Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 5,82 persen (yoy) menjadi sebesar Rp55,90 triliun.
"Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL 2,68 persen, dan rasio LDR 126,90 persen," ujarnya.
Sedangkan, Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Sumatera Barat juga tumbuh dengan baik. Aset tumbuh 7,36 persen (yoy) menjadi sebesar Rp2,58 triliun, penghimpunan DPK tumbuh 5,78 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1,94 triliun.
Sedangkan penyaluran kredit/pembiayaan tumbuh 9,32 persen (yoy) menjadi sebesar Rp2,03 triliun, dengan 71,05 persen merupakan kredit/pembiayaan bagi UMKM.
Risiko kredit/pembiayaan tercatat dengan rasio NPL/NPF 11,17 persen, dan rasio LDR/FDR 104,89 persen. (*/Fs)