Langgam.id- Bank Indonesia mencatat jumlah merchants penyelenggara QR Code Indonesia Standard (QRIS) yang tersebar di Sumatra Barat sudah mencapai 43.662 unit hingga Juli 2020.
Jumlah itu meningkat hingga lebih tiga kali lipat dari periode awal tahun ini, atau naik hingga 205,78 persen dari Januari yang hanya 21.003 merchants.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Wahyu Purnama A mengatakan BI mendorong peningkatkan transaksi melalui QRIS guna mendorong meningkatnya penggunaan transaksi nontunai di Sumatra Barat.
"BI terus bergerak proaktif untuk mendorong perluasan penggunaan QRIS di tengah pandemi Covid-19, mengingat risiko penyebaran virus media uang tunai baik kertas maupun logam yang juga besar," katanya, melalui keterangan resmi yang diterima langgam, Selasa (22/9/2020).
Ia menyebutkan transaksi melalui QRIS jauh lebih aman di masa pandemi ini, dibanding membawa uang cash. Sebab, penggunaan transaksi nontunai ikut memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Wahyu menyebutkan perkembangan QRIS di Sumbar cukup pesat, meski pangsanya baru 1,04 persen dari total nasional yang mencapai 4,2 juta merchants. Bahkan di Sumatra pangsanya baru sebesar 6,58 persen dari total 663.135 merchants.
Atau berada di peringkat 6 dari 10 provinsi. Artinya, Sumbar masih berada di bawag Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Riau, Lampung dan Jambi.
Sedangkan untuk wilayah Sumbar secara keseluruhan, 51 persen transaksi nontunai lewat QRIS berada di Kota Padang. Sisanya di Bukittinggi, Pariaman, Payakumbuh, Solok, dan daerah lainnya.
Ia menuturkan BI akan terus melakukan sosialisasi dan mendorong peningkatan layanan dan penggunaan QRIS di berbagai mechants dan fasilitas publik di Sumbar.
Dalam waktu dekat misalnya, BI akan memfasilitasi on-boarding 100 UMKM ekonomi kreatif dan meresmikan QRIS sentra oleh-oleh di Kabupaten Tanah Datar dengan tema 'Pasar Seni Indonesia'.
Selain itu, kegiatan tersebut juga bertujuan mendukung gerakan nasional bangga buatan Indonesia (Germas BBI) yang dicanangkan oleh pemerintah mulai Juni hingga Desember 200 dalam bingkai Pemulihan Ekonomi Nasional.
Juga implementasi QRIS kepada pelaku UMKM ekonomi kreatif seperti pengrajin tenun, songket, sulaman, oleh-oleh dan makanan khas daerah yang diharapkan bakal mendorong pengembangan sektor pariwisata, terlebih di era new normal. (*/HFS)