Langgam.id - Jalan tol Trans Sumatra itu kian dekat ke Sumatra Barat, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan operasional Pekanbaru-Dumai, Jumat (25/9).
Sebagai catatan, Pekanbaru, ibukota Riau, hanya berjarak 375 km dengan Padang ibukota Sumatra Barat. Waktu tempuhnya kira-kira 9 jam.
Dan jika ditarik ke perbatasan Sumbar - Riau di Kabupaten Limapuluh Kota, Pekanbaru hanya berjarak 160 km, atau sekira 3-4 jam perjalanan.
Pada dasarnya, tol Pekanbaru - Dumai, diyakini meningkatkan konektivitas antara ibu kota Provinsi Riau dengan Kota Dumai sebagai kota pelabuhan dengan industri perminyakan dan agribisnis yang maju serta kawasan industri dan perkebunan lainnya.
Namun bagi Sumatra Barat juga keuntungan tersendiri, sebab mobilitas orang Sumatra Barat dan sebaliknya sangat tinggi di jalur ini. Ada peniaga yang mobilitasnya sangat tinggi membawa barang dagangan dari Sumbar ke Riau.
Sisi lain, memudahkan atau mempercepat waktu tempuh juga bagi orang Riau atau pun perantau yang hendak ke Sumbar, baik untuk pulang kampung atau pun bervakansi.
“Jalan tol ini juga memperpendek jarak tempuh kota Pekanbaru-Dumai dari sebelumnya 200 kilometer (km) jika lewat jalan nasional menjadi hanya 131 km jika ditempuh melalui jalan tol ini,” ungkap Presiden Jokowi, sebagaimana dicuplik dari setkab.go.id.
Dengan kondisi ini, lanjut Presiden, truk-truk pengangkut sawit, pengangkut minyak, angkutan logistik, dan angkutan penumpang akan lebih efisien dari segi waktu maupun segi biaya.
Menurut Presiden, pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,5 km menghabiskan biaya Rp12,18 triliun telah rampung dan selesai dibangun sehingga dapat dioperasikan secara penuh, dan sudah bisa dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan produktif, baik untuk masyarakat Riau maupun juga untuk masyarakat yang melintasi Pulau Sumatra.
“Jalan tol ini merupakan bagian dari jalan tol Trans-Sumatra sepanjang 2.878 KM yang membentang dari Lampung hingga Aceh sebagai koridor utama,” tandas Presiden.
Lalu bagaimana kabar tol Trans Sumatra ruas Pekanbaru - Padang?
Di bulan Juli lalu, perkembangan pengerjaan tol Padang - Pekanbaru pada ruas Padang -Sicincin sudah 20,49 persen. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan tol sirip Pekanbaru-Padang sepanjang 30,4 km itu, bisa beroperasi pada Desember 2021.
Ia mengatakan, pembangunan tol ini akan meningkatkan konektivitas antara Provinsi Riau dengan Sumbar. Selanjutnya, dapat meningkatkan perekonomian khususnya pertanian, industri dan pariwisata.
“Kehadiran jalan tol ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi mengatasi kepadatan lalu lintas terutama arus komoditas,” ujar Menteri Basuki, sebagaimana dilansir Biro Komunikasi Publik di situs resmi Kementerian PUPR, Rabu (8/7/2020).
Menurutnya, pembangunan Tol Padang–Sicincin dimulai pada Februari 2018 dan ditargetkan selesai serta beroperasi pada Desember 2021. “Saat ini progres fisik Tol Padang – Sicincin mencapai 20,49 persen,” katanya.
Cepat lambatnya pembangunan jalan tol ini, menurut Basuki, tergantung pada tahapan pembebasan lahan berupa ganti untung pembebasan lahan.
“Konstruksi bisa lebih cepat bila lahan tersedia, dengan begitu program kerja bisa dilaksanakan sebaik–baiknya demi kesejahteraan masyarakat,” ujar Menteri Basuki.
Baca Juga: Proyek Tol Berlanjut, BI Perkirakan Bakal Ada Peningkatan Investasi di Sumbar
Panjang total jalan tol Padang-Pekanbaru, menurutnya, 254 km. Terbagi menjadi enam seksi. Yaitu Seksi I Padang–Sicincin, Seksi II Sicincin Bukittinggi, Seksi II Bukittinggi–Payakumbuh, Seksi IV Payakumbuh–Pangkalan, seksi V Pangkalan–Bangkinang dan seksi VI Bangkinang Pekanbaru.
Secara keseluruhan ruas Tol Pekanbaru – Padang akan ditargetkan beroperasi pada tahun 2025.
Baca Juga: Presiden Minta Percepatan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra
“Dari sisi Pekanbaru telah dimulai pembangunan ruas Tol Pekanbaru – Bangkinang sepanjang 40 km dengan progres fisik saat ini mencapai 20 persen,” katanya.
Ia mengatakan, pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru dilaksanakan oleh PT Hutama Karya dengan nilai investasi Rp78 triliun. Dilaksanakan melalui perjanjian pengusahaan jalan tol yang ditandatangani pada 11 Oktober 2017.
Kehadiran tol Padang-Pekanbaru ini diharapkan bisa memangkas waktu tempuh yang semula menghabiskan 9 jam menjadi 3–4 jam.
Tol tersebut, menurutnya, merupakan bagian dari Tol Trans Sumatra sepanjang 2.878 km. Terdiri dari koridor utama dan pendukung. Membentang dari Lampung hingga Aceh sebagai koridor utama, beserta jalan pendukung (sirip).
Kehadiran tol ini diharapkan mampu berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di sektor pariwisata, migas dan pertanian/perkebunan. (Osh)