Langgam.id—Sosok Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kabinet Kerja Joko Widodo – Jusuf Kalla dianggap menjadi magnet yang bisa menaikkan elektabilitas pasangan calon (Paslon) Joko Widodo – Ma’ruf Amin di Ranah Minang.
Arcandra juga dianggap mewakili kepribadian masyarakat Minang yang religius dan pekerja keras. Hal itu tercermin dari pribadinya yang sholeh, santun dan sekaligus juga cerdas dan pekerja keras.
“Meski beliau tidak ikut kampanye, tetapi Pak Arcandra menjadi negosiator yang ulung, dan berdampak meningkatkan elektabilitas 01 di Sumbar,” katanya, Hasto Kristiyanto, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf, Rabu (3/4/2019) lalu.
Menurutnya, Arcandra adalah efek kejut bagi masyarakat Sumatra Barat lantaran di wilayah itu sebelumnya diketahui adalah basis suara Paslon 02.
Belum lama ini, Arcandra menghadiri kegiatan Festival Minang United di kampung halamannya di Padang. Di depan ribuan milenial yang hadir, Arcandra didapuk membacakan ayat - ayat suci Alquran sekaligus menyampaikan ceramah.
“Ketika Pak Arcandra mengaji di Sumatra Barat ini ternyata berdampak positif, ternyata Pak Jokowi bukan hanya orang baik tetapi juga memilih orang - orang yang baik di sekelilingnya,” ujar Hasto.
Dia mengatakan menjadi sosok pembeda di kabinet Jokowi. Kemampuannya di industri migas telah berhasil mengangkat kembali pamor migas Indonesia di dunia.
Melalui skema gross split yang diperkenalkannya, selama dua tahun terakhir lelang blok-blok migas banyak diminati investor asing dan dalam negeri. Total sebanyak 14 blok baru berhasil ditetapkan pemenang lelangnya.
Padahal selama 2015-2016 lelang blok ini gagal menarik minat investor sekalipun menggunakan skema cost recovery yang dibiayai APBN.
Berbagai kebijakan kementerian ESDM juga semakin memperkuat kedaulatan energi nasional, contohnya, Blok Rokan di Riau yang akan dikelola Pertamina mulai 2021. Dengan begitu, Pertamina akan menguasai lebih dari 60 persen produksi migas nasional mulai 2021, jauh meningkat dibandingkan saat ini yang hanya sekitar 24 persen.
Terobosan lain di sektor migas adalah diperkenalkannya Komitmen Kerja Pasti (KKP) dari para investor migas dalam sistem gross split.
Dengan KKP, Indonesia sekarang memiliki dana lebih dari Rp31,5 triliun untuk menemukan cadangan-cadangan migas baru dan menaikkan produksi migas nasional.
Selama ini anggaran untuk menemukan cadangan migas baru ini hanya sekitar Rp70 miliar per tahun dari APBN.
“Sistem gross split memastikan bahwa negara, dalam hal ini APBN, tidak disandera oleh efisiensi korporasi seperti halnya dalam sistem cost recovery. Komitmen dan fokus pemerintah adalah memastikan bahwa sumber daya alam ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat secara adil dengan tetap menghormati hak dan kepentingan investor," ujar Arcandra dalam berbagai kesempatan.
Untuk diketahui, Arcandra adalah salah satu ahli perminyakan internasional, yang memiliki paten di bidang desain offshore di Amerika Serikat. Dia juga menamatkan studi magister dan doktor di Texas A&M University.