Langgam - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengerahkan sumber daya dan personel di balai-balai Kementerian PUPR yang berada di Jawa Timur.
Hal ini dilakukan untuk membantu mempercepat penanganan darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Penanganan tanggap darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Yaitu, untuk membantu korban bencana dan mengambil langkah-langkah penanganan jangka pendek dan panjang," ujarnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis Kementerian PUPR, Senin (6/11/2021).
Ia menjelaskan, bahwa Kementerian PUPR telah memobilisasi 10 unit Hidran Umum (HU) kapasitas 2.000 liter, 4 unit Mobil Tangki Air (MTA) kapasitas 4.000 liter.
Kemudian, juga ada 6 unit tenda hunian darurat, 1 mobil toilet, dan dukungan 10 personel tanggap darurat.
"Saat ini, dukungan peralatan sudah berada di lokasi dan akan segera diinstall di lokasi-lokasi pengungsian sesuai hasil koordinasi dengan BPBD Lumajang," bebernya.
Basuki menambahkan, dukungan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ditjen Sumber Daya Air dengan mengerahkan alat berat untuk mempercepat evakuasi korban dan pembersihan kawasan terdampak.
Dukungan itu seperti 1 unit excavator, 1 unit loader, 2 dump truck. Serta, perlengkapan tambahan berupa 1 set lighting lamp, 1 unit MTA dan alkon, 2 drum solar serta oli hidrolik dan oli mesin.
Kemudian, kata Basuki, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali melakukan pembersihan jaringan jalan untuk memulihkan konektivitas, baik jalan nasional, provinsi, maupun kabupaten.
Yaitu dengan mengerahkan 3 unit loader, 1 unit grader, 4 unit excavator, 1 unit dozer, 4 unit dump truck, dan 1 unit water tank kapasitas 5.000 liter.
Ia mengatakan, berdasarkan informasi sementara, terdapat 1 jembatan runtuh akibat lahar dingin Gunung Semeru. Yaitu, Jembatan Besuk Koboan yang berada di Ruas Jalan Nasional Turen - Lumajang.
"Jembatan Besuk Kobokan dibangun pada tahun 1997 memiliki panjang bentang 129 meter dan lebar 9,6 meter," ucapnya.
Saat ini terang Basuki, Tim Tanggap Darurat Kementerian PUPR baru bisa mendekat ke beberapa titik lokasi Jembatan Besuk Koboan. Hal ini disebabkan karena tebalnya lumpur dan masih berada di zona berbahaya.
"Langkah penanganan dilakukan dengan mencari jalur-jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang - Turen -Malang yang putus akibat robohnya Jembatan Besuk Koboan," tuturnya.
Basuki mengatakan, wilayah yang terdampak paling parah dari erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 WIB itu berada di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro di Kabupaten Lumajang.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Bupati Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
Kementerian PUPR terangnya, melalui balai-balai di Jawa Timur terus berkoordinasi dengan BPBD Jawa Timur dan Kabupaten Lumajang dalam rangka verifikasi data. Serta, langkah-langkah penanganan jangka pendek maupun jangka panjang.
Data sementara kata Basuki, lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang berada di Desa Supiturang dan Curah Kobokan di Kecamatan Pronojiwo. Serta Desa Sumber Wuluh di Kecamatan Candipuro.
"Saat ini masih terus dilakukan pendataan terkait kerusakan dan korban jiwa," ujar Basuki.