*Ira Desri Rahmi, S.TP, M.Si
Agroindustri, merupakan sektor ekonomi yang menggabungkan kegiatan pertanian dengan proses industri. Agroindustri telah menjadi tulang punggung ekonomi di banyak negara dan mempunyai peranan yang vital dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan bahan baku industri. Seiring dengan pertumbuhan agroindustri, terjadi peningkatan volume limbah yang dihasilkan.
TKKS merupakan limbah lignoselulosa yang belum dimanfaatkan secara optimal yang berasal dari Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Pada tahun 2021 total produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 46,88 juta ton (Gapki, 2022). TKKS yang diproduksi dari setiap 1 ton pengolahan TBS yaitu sekitar 22-23% atau setara 220-230 kg TKKS.
Jumlah produksi limbah TKKS yang cukup besar ini memerlukan penanganan yang optimal karena berpotensi mencemari lingkungan. Komposisi kimia TKKS terdiri dari 44,2% selulosa; 33,5% hemiselulosa; dan 20,4% lignin. Dengan potensi limbah yang cukup besar dan tingginya kandungan selulosa pada TKKS, maka selayaknya TKKS dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biomaterial yang mempunyai nilai tambah yang tinggi yaitu nanoselulosa.
Nanoselulosa adalah selulosa yang berukuran nano yang terbentuk dari batang serat alami yang diputus daerah amorfnya oleh proses tertentu, sehingga memiliki potensi menghasilkan jaringan terjerat. Dimensi lateral nanoselulosa beragam tergantung jenis tanamannya dari 10-100 nm dengan panjang seratnya pada skala mikrometer. Nanoselulosa terdiri dari nanokristalin selulosa dan nanoserat selulosa.
Nanokristalin selulosa (NCC) merupakan material selulosa berbentuk batang pendek dengan diameter 2-20 nm dan panjang 100-500 nm, mempunyai kristalinitas yang tinggi (54-88%) dan diperoleh melalui hidrolisis selulosa menggunakan asam kuat. Nanoserat selulosa/ nanofibrillated cellulose (NFC) didefinisikan sebagai serat yang memiliki diameter di bawah 100 nm dengan panjang lebih dari 1 mikrometer.
NFC mempunyai serat yang panjang, fleksibel, terjerat dan memiliki bagian kristalin dan amorf. NFC memiliki beberapa sifat yang menarik, seperti luas permukaan spesifik yang besar, aspek rasio yang tinggi, kekuatan dan kekakuan yang tinggi, biodegradabilitas, terbarukan, membentuk gel serta bersifat shear-thinning dan thixotropic.
Karena sifatnya yang unik, maka nanoselulosa mempunyai aplikasi yang sangat luas, seperti : sebagai bahan penguat pada film atau komposit, bahan pengisi/filler pada formulasi cat dan adhesive, texture modifier atau rheologi modifier pada formulasi pangan atau kosmetik, dan sebagainya.