Langgam.id – Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menargetkan investasi yang masuk ke daerah itu tahun ini mencapai Rp4,5 triliun, sedikit meningkat dari target tahun sebelumnya sebesar Rp4,3 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumbar Maswar Dedi menyebutkan untuk tahun ini, investasi dipatok sebesar Rp4,5 triliun.
“Sejak 2015, realisasi investasi selalu di atas target. Tahun ini, targetnya Rp4,5 triliun, naik dari tahun lalu yang sebesar Rp4,3 triliun,” katanya, Kamis (20/2/2020).
Ia menyebutkan kenaikan target yang di bawah realisasi investasi tahun lalu itu, karena memang sudah dicanangkan sejak lama, sehingga kenaikan target tidak dibuat secara signifikan
Menurutnya, prioritas investasi di Sumbar saat ini masih di sektor energi baru dan terbarukan, pariwisata, perkebunan, infrastruktur, dan industri pengolahan.
Dedi mengungkapkan sejumlah investor dari beberapa negara telah menyatakan minat untuk berinvestasi di Sumbar, seperti dari Jepang yang meminati investasi peternakan ayam, pengolahan sampah dan energi baru terbarukan.
“Juga dari negara-negara lainnya, Rusia, Belanda, dan yang lain di berbagai sektor yang kita tawarkan,” ujarnya.
Adapun, sepanjang tahun lalu, Pemprov Sumbar mencatatkan capaian investasi melalui penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp5,3 triliun.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyebutkan realisasi investasi itu melebihi target yang dipatok sebesar Rp4,3 triliun.
“Realisasinya melebihi target yang kita canangkan. Dari Rp4,3 triliun dengan realisasi mencapai Rp5,3 triliun,” ujarnya, Selasa (18/2/2020).
Ia menuturkan investasi yang masuk ke daerah itu untuk PMDN masih didominasi sektor tanaman pangan dan perkebunan yang mencapai Rp761 miliar. Sebagian besar investasi ini dalam bentuk replanting perkebunan kelapa sawit.
Kemudian, sektor perhotelan dan restoran sebesar Rp570 miliar di beberapa wilayah, yakni Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kebupaten Pesisir Selatan, Kota Padang dan Kota Bukittinggi.
Sektor energi terbarukan yaitu dari panas bumi dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Investasi itu berupa penambahan investasi PT Supreme Energy di Solok Selatan, dan investasi PLTMH di Kabupaten Pesisir Selatan, Pasaman, Pasaman Barat, dan Solok Selatan. Total invetasi dari sektor tersebut mencapai Rp507 miliar.
Selain itu, dari sektor listrik, gas dan air sebesar Rp290 miliar, sektor kontruksi Rp239 miliar, perdagangan dan reparasi sebesar Rp92 miliar, pertambangan sebesar Rp81 miliar, dan industri makanan Rp59 miliar.
Kemudian, dari PMA investasi terbesar di sektor pertambangan sebesar 71 juta dolar Amerika, industri makanan 31 juta dolar, perkebunan 24 juta dolar, sektor listrik gas dan air sebesar 20 juta dolar, dan sektor transportasi dan pergudangan sebesar 6 juta dolar.
Total investasi asing ke daerah itu sepanjang 2019 mencapai 157 juta dolar Amerika atau mencapai realisasi 130 persen dari target 120 juta dolar Amerika.
Untuk PMDN mencapai realisasi Rp3,02 triliun atau 110 persen dari target yang dipatok sebesar Rp2,75 triliun.
Adapun, negara dengan investasi terbesar di Sumbar sepanjang tahun lalu adalah Belanda, Malaysia, Singapura, Hongkong, Australia, India, China, British Virgin Island, Belgia, Jepang, Brasil, dan Jerman.