Tabuik, Warisan Budaya Peringati Asyura di Pariaman

featival hoyak tabuik, tabuik syiah

Ilustrasi Festival Hoyak Tabuik Pariaman (foto:Humas Pemko Pariaman)

Langgam.id - Festival Tabuik selalu dirayakan setiap 10 Muharam di Pariaman. Ini merupakan acara perayaan Asyura, 10 Muharam. Meski perayaan Asyura juga diperingati kaum Syiah, penduduk Pariaman bukanlah pemeluk Syiah.

Tabuik (artinya peti) sendiri adalah patung seekor burak yaitu kuda berkepala manusia perempuan yang memiliki dua sayap dan ekor yang lebar. Di punggungnya terdapat peti dengan hiasan-hiasan yang cantik dengan sebuah payung kertas di puncaknya.

Semua patung ini terbuat dari rangka bambu, rotan, dan kayu. Kemudian dihias dengan kain dan kertas warna-warni. Setiap tahun ada dua tabuik setinggi 12 meter yang dikeluarkan ke tengah kota pada 10 Muharam.

Kedua tabuik ini digotong dengan diiringi irama gendang tasa ke Pantai Gandoriah. Tabuik tak sekadar patung hiasan, pembuatannya diiringi dengan upacara ritual. Ada tujuh prosesi pembuatan tabuik yang dimulai 1-10 Muharam.

Dilansir dari Tempo.co, tabuik dibuat oleh para lelaki secara turun-temurun di dua Rumah Tabuik yaitu Rumah Tabuik Subarang dan Rumah Tabuik Pasa.

Rumah Tabuik adalah rumah keluarga pewaris budaya tabuik yang dibawa oleh bekas tentara Inggris Raya asal Sepoy, India, setelah dibubarkan ketika Inggris hengkang dari Bengkulu pada 1824.

Tidak ada catatan sejarah menyebutkan bagaimana proses awal terjadinya acara tabuik di Pariaman.

Baca juga: Dihadiri Sandiaga Uno, Festival Hoyak Tabuik Piaman Digelar Agustus 2021

Apakah setelah para Sepoy bermukim di sana atau jauh sebelumnya, ketika Inggris Raya menguasai pantai barat Sumatra dengan markas di Bengkulu dan tentara Sepoy adalah tulang punggungnya.

Acara Tabuik adalah peringatan Hari Assyura atau hari berkabung atas kematian Imam Hussein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW yang tewas di Padang Karbala pada 10 Muharam 61 Hijriah atau 680 Masehi.

Tabuik dianggap perwujudan seekor burak yang membawa peti di punggungnya untuk mengangkut jenazah Imam Hosen. Dikisahkan, burak datang setelah pembantaian Hussein dan pasukannya yang kecil oleh pasukan Khalifah Raja Yazid yang berjumlah ribuan. Lalu, sang burak terbang ke angkasa membawa jenazah tersebut.

Proses ritual Tabuik dimulai dari mengambil tanah di muara sungai, mengarak jari-jari dan sorban lalu pada 10 Muharam diterbangkan ke Samudera Hindia. Membuang Tabuik ke laut telah dilakukan sejak 1831. Ritual Perayaan Asyura bagi pemeluk Islam aliran Syiah ini dibawa ke Pariaman oleh para pendatang asal Sepoy, India, yang menganut Syiah.

Waktu itu Pariaman merupakan kota pelabuhan terkemuka di pantai barat Sumatera. Berbagai macam suku bangsa tinggal di sana, termasuk Aceh dan Arab yang juga beragama Islam. Para pendatang asal Sepoy ini sebelumnya adalah para prajurit Inggris asal India di bawah komando Thomas Stamford Raffles yang semula bermarkas di Bengkulu.

Setelah Traktat London pada 17 Maret 1829 antara Inggris dan Belanda, wilayah pesisir barat Sumatra yang semula dikuasai Inggris diserahkan kepada Belanda dan sebagian prajurit Sepoy memilih tinggal di Pariaman. Merekalah kemudian menganjurkan diadakannya perayaan Asyura dengan membuat Tabuik untuk mengenang kematian cucu Nabi Muhammad SAW tersebut.

Penduduk Pariaman sendiri adalah penganut Mazhab Syafii yang dibawa Syekh Burhanuddin, seorang ulama penyebar Islam pertama di Sumatera Barat. Cara mengajarkan agama yang sangat persuasif, toleran terhadap adat, dan melalui pendekatan kultural yang dilakukan ulama ini mempunyai andil diterimanya perayaan Tabuik di Pariaman.(Febrianti-Tempo/Ela)

Baca Juga

Ketua Pengadilan Negeri (PN) Kelas I B Pariaman, Dedi Kuswara melantik Yogi Firman sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Pariaman masa jabatan.
Yogi Firman Resmi Dilantik Jadi Wakil Ketua DPRD Kota Pariaman
Penjabat (Pj) Wali Kota Pariaman, Roberia mengingatkan kepada pimpinan OPD dan seluruh ASN untuk menjaga netralitas pada Pilkada 2024.
Pj Wako Pariaman Tegaskan ASN Harus Netral dalam Pilkada 2024
Atlet sepatu roda Sumbar asal Kota Pariaman meraih dua medali pada ajang PON XXI Aceh-Sumut 2024. Medali yang diraih yaitu 1 perak
Atlet Sepatu Roda Sumbar Asal Pariaman Sabet 2 Medali PON Aceh-Sumut 2024
Sebanyak 20 formasi PPPK Kota Padang Panjang tidak terisi. Sementara itu ada 48 formasi PPPK yang dibuka oleh Pemko Padang Panjang.
1.491 Kuota Formasi PPPK Kota Pariaman 2024 Disetujui Pusat
Partai Gerindra Usung Mantan Sekda Yota Balad dan Mulyadi Maju pada Pilkada Pariaman
Partai Gerindra Usung Mantan Sekda Yota Balad dan Mulyadi Maju pada Pilkada Pariaman
Yota Balad melepaskan jabatannya sebagai Sekda Pariaman. Hal ini akan maju dalam proses kontestasi Pilkada Pariaman di November
Maju Pilkada 2024, Yota Balad Lepas Jabatan Sekda Pariaman