Sumbar Inflasi 0,63 Persen Selama Ramadan, Dominan Disumbang Kenaikan Tarif Angkutan Udara

Sumbar Inflasi 0,63 Persen Selama Ramadan, Dominan Disumbang Kenaikan Tarif Angkutan Udara

Kepala BI Sumbar Wahyu Purnama A memantau pasar murah di lapangan parkir kantor Bank Indonesia Perwakilan Sumbar. (Foto: Humas BI Sumbar)

Langgam.id - Selama Ramadan dan Lebaran tahun atau periode Mei 2020, laju inflasi Sumatra Barat mencapai 0,63 persen, setelah bulan sebelumnya mencatatkan deflasi 0,41 persen.

Inflasi Sumbar itu masih dominan dari sektor transportasi yang mengalami kenaikan 0,48 persen, terutama dari kenaikan tarif angkutan udara dan transportasi antar kota. Selain itu, kenaikan juga didorong inflasi bahan makanan minuman dan tembakau sebesar 0,14 persen, terutama didorong komoditas bawang merah dan daging ayam ras.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Wahyu Purnama A mengatakan kenaikan tarif angkutan udara masih sesuai degan pola historis di Sumbar, di mana momen Lebaran arus mudik sangat tinggi di bandara karena banyaknya perantau yang pulang.

Kali ini, meski dihantam wabah corona yang menyebabkan banyak perantau tidak pulang kampung ke Sumbar, tetapi peningkatan tarif angkutan udara juga berkontribusi cukup besar terhadap inflasi Sumbar. Andilnya bahkan mencapai 0,42 persen terhadap inflasi daerah itu.

"Seperti pola historis tahun-tahun sebelumnya, terjadi peningkatan tarif angkutan selama momen Ramadan dan Lebaran, meski kapasitas penumpang angkutan udara selama Covid-19 turun hingga 50 persen," katanya, Rabu (3/6/2020).

Wahyu menuturkan, selain tarif angkutan, peningkatan harga bawang merah akibat menipisnya pasokan di pasaran juga berperan menyumbang inflasi daerah itu. Begitu juga dengan daging ayam ras yang mengalami peningkatan permintaan menjelang Lebaran.

Sementara itu, beberapa komoditas justru mengalami penurunan harga seperti bawang putih, ikan tongkol, cabai hijau, dan telur ayam ras.

Adapun, BI bersama tim pengendalian inflasi daerah (TIPD) Sumbar sudah melakukan sejumlah upaya untuk menekan inflasi daerah itu selama Ramadan dan di masa pandemi Covid-19 dengan cara, meningkatkan koordinasi anggota dengan menjaga persediaan, pasokan dan kelancaran distribusi.

Kemudian, melakukan penjualan paket sembako secara online, menyalurkan gula secara langsung kepada pedagang untuk menekan gejolak harga di pasaran, rutin melakukan pemantauan harga dari tingkat petani hingga ke konsumen, dan menyampaikan himbauan melalui media agar masyarakat berbelanja secara bijak.

Wahyu meyakini inflasi Sumbar tahun ini cukup stabil dan terkendali, sesuai dengan perkiraan BI di kisaran 3 persen plus minus 1 persen pada penghujung tahun. (HF)

Baca Juga

Lonjakan harga komoditas pangan seperti bawang merah dan daging ayam mempengaruhi kenaikan inflasi Sumatra Barat (Sumbar) pada Oktober 2024.
Bawang Merah hingga Emas Perhiasan Penyumbang Inflasi Sumbar Oktober 2024
PAD Padang Jelang Tutup Tahun Masih Jauh di Bawah Ekspektasi
PAD Padang Jelang Tutup Tahun Masih Jauh di Bawah Ekspektasi
Capacity Building Wartawan BI Sumbar, Manfaatkan Teknologi untuk Penyebaran Informasi
Capacity Building Wartawan BI Sumbar, Manfaatkan Teknologi untuk Penyebaran Informasi
Jaga Pertumbuhan Ekonomi, BI Dorong Pemda Optimalkan Sektor Pertanian
Jaga Pertumbuhan Ekonomi, BI Dorong Pemda Optimalkan Sektor Pertanian
Juli 2024: BI Nilai Meningkatnya Pasokan Dorong Sumbar Alami Deflasi 1,07 Persen
Juli 2024: BI Nilai Meningkatnya Pasokan Dorong Sumbar Alami Deflasi 1,07 Persen
Kendalikan Inflasi, Pemko Padang Panjang Terima Insentif Fiskal Rp5,4 Miliar
Kendalikan Inflasi, Pemko Padang Panjang Terima Insentif Fiskal Rp5,4 Miliar