Langgam.id - Pelatih Semen Padang FC, Syafrianto Rusli menyatakan mundur dari posisinya sebagai pelatih pada jumpa pers di Stadion Haji Agus Salim, Padang, Senin, (8/7/2019). Keputusan tersebut diambil usai Semen Padang FC dikalahkan 1-3 oleh PS Tira Persikabo di Shoope Liga 1 2019.
Legenda Semen Padang FC H. Suhatman Imam menilai keputusan pelatih untuk mundur saat masih enam pertandingan, sudah tepat. Mundurnya pelatih saat ini, masih menyisakan banyak waktu untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik
"Kalau sudah gagal, harus cepat. Jangan tunggu semakin terpuruk, baru keluar. Seperti dulu, pernah terjadi. Liga tinggal sedikit, baru keluar, akhirnya degradasi," kata Suhatman saat dihubungi Langgam.id, Selasa, (9/7/2019).
Pelatih Semen Padang FC saat menjuarai Piala Indonesia pada 1992 itu mengaku prihatin dengan kekalahan tim Kabau Sirah di kandang dan tidak pernah meraih kemenangan selama Liga 1 2019 berlangsung.
"Harusnya di kandang maksimal menang. Di kandang itu 90 persen menang. Ini beberapa kali main di kandang tidak ada menang. Sedih kita, prihatin kita," ujar mantan kapten Timnas pada 1977 tersebut.
Pria yang akrab dipanggil Pak Haji itu mengatakan, usai ditinggal Syafrianto, manajemen harus mencari pelatih yang bagus yang bisa meningkatkan motivasi pemain dan meningkatkan peforma tim.
Pelatih PSSI Primavera pada tahun 90-an itu menilai, yang bermasalah saat ini adalah mental tim untuk memenangkan pertandingan. Bukan cuma pemain, tetapi termasuk pelatih, manajemen, dan suporter.
Penyebabnya adalah hingga saat ini tim belum berhasil meraih kemenangan. Ia mengatakan psikologis tim tidak semangat karena tidak pernah meraih kemenangan.
"Mental untuk bisa memenangkan pertandingan itu yang harus diangkat. Bahwasanya mereka yakin bisa memenangkan pertandingan itu. Karena tidak pernah menang, gagal terus," kata guru dari beberapa mantan pelatih Semen Padang FC tersebut.
Suhatman mengatakan, teknik merupakan bagian yang tidak lepas dari pengaruh mental tim. Namun, sebaik apapun teknik dan strategi bermain tidak akan berguna jika tidak punya semangat memenangkan pertandingan.
Ia menyarankan agar manajemen mencari pelatih yang berkualitas, yaitu pelatih yang bisa mengangkat peforma dan mental tim. Pelatih tersebut juga orang yang punya pengalaman di Liga 1, memiliki prestasi, dan kualitasnya sudah terbukti.
Mengenai penunjukan Weliansyah sebagai pelatih sementara, ia mengatakan Weli belum berpengalaman menjadi pelatih kepala di Liga 1. Namun, ia berharap ada perubahan nantinya di tim.
Mantan Asisten Pelatih Timnas pada 1992-1993 itu berharap agar Semen Padang kembali bangkit dan meraih kemenangan.
Selain itu, Pak Haji juga berharap penonton, fans, dan suporter jangan pesimis terhadap tim. Menurutnya suporter harus bisa terus mendukung di saat kalah maupun menang.
"Jangan sedikit-sedikit dihujat pemain dan pelatih, harusnya dukung sampai habis habisan, kalau menjadi suporter ya total," katanya.
Suhatman mengatakan, kalau memang momennya ganti pelatih ya tentu diganti. Tanpa perlu memvonis, karena akan mengganggu konsentrasi pemain dan pelatih menghadapi liga. (Rahmadi/HM)