Langgam.id – SR Konsorsium STPI-Penabulu Sumatera Barat menggelar pertemuan strategis untuk memperkuat sinergi layanan tuberkulosis (TBC) di Kota Padang.
Pertemuan ini mengangkat tema 'Peningkatan Layanan TBC di Fasyankes Berbasis DPPM', yang dihadiri oleh 28 peserta dari Dinas Kesehatan, fasilitas layanan kesehatan, komunitas, organisasi profesi tenaga kesehatan (OPT), serta mahasiswa dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MSIB) Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang.
Abdul Kadir, SR Manajer Konsorsium STPI-Penabulu, membuka acara dengan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk penanganan TBC di Kota Padang.
"Layanan yang berfokus pada pasien dengan sistem pemantauan efektif adalah prioritas kami," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Selasa (17/12/2024).
Berdasarkan data Kemenkes 2023, Indonesia mencatat 1,06 juta kasus baru TBC, menjadikannya negara dengan beban kasus tertinggi kedua di dunia.
Di Sumatera Barat, dari estimasi 121.903 terduga TBC, hanya 52,2 persen yang menjalani pemeriksaan, menghasilkan 13.348 kasus terkonfirmasi.
Kota Padang sendiri mencatat capaian lebih baik, dengan 75 persen dari estimasi kasus telah terdeteksi, tetapi masih ada 25 persen kasus yang belum ditemukan.
Untuk meningkatkan layanan, pendekatan District-Based Public-Private Mix (DPPM) diterapkan, melibatkan fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta.
Kepala Bidang P2P, Dr. Riena Sovianty, M.Kes., menegaskan pentingnya keterlibatan semua fasilitas kesehatan dalam jejaring DPPM. Tantangan dalam implementasi, seperti keterbatasan anggaran dan koordinasi, juga disoroti Eva Westari, SKM., M.I.Kom., dari Kopi TB.
Berbagai solusi dirumuskan, termasuk pelatihan kader kesehatan, penambahan alat diagnostik di puskesmas, dan penguatan SOP di rumah sakit. Dinas Kesehatan Kota Padang juga berkomitmen memperbarui struktur DPPM dan memperkuat koordinasi melalui grup komunikasi.
Kehadiran mahasiswa MSIB turut membantu kolaborasi lintas sektor, mempertegas peran generasi muda dalam eliminasi TBC. Dengan sinergi antara pemerintah, LSM, dan fasilitas kesehatan, langkah ini diharapkan mempercepat tercapainya Indonesia bebas TBC. (Latifa/Fs)