Langgam.id - Banyak wanita tidak menyadari bahwa mereka memiliki kista atau miom hingga ukurannya membesar dan mulai menimbulkan keluhan. Kedua kondisi ini merupakan tumor jinak yang cukup sering ditemukan pada wanita usia subur.
Miom merupakan benjolan padat yang tumbuh dari otot rahim akibat pertumbuhan sel yang tidak normal. Sedangkan kista adalah kantong berisi cairan, darah, atau jaringan tertentu yang biasanya berkembang di ovarium. Meskipun tergolong jinak, keduanya dapat mengganggu kesehatan bahkan memengaruhi kesuburan jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak awal.
"Masalahnya, gejala awal sering kali dianggap hal biasa. Perut bagian bawah terasa penuh atau muncul benjolan, menstruasi berlangsung lebih lama dengan darah yang lebih banyak, nyeri hebat saat haid, atau perut yang tiba-tiba membesar. Ada juga yang mengalami nyeri saat berhubungan intim atau kesulitan hamil. Keluhan-keluhan tersebut bisa menjadi tanda kista atau miom yang sebaiknya segera diperiksakan," kata dr Deo Cerlova Milano,Sp.OG (Spesialis Obgyn) Semen Padang Hospital (SPH).
Ia mengatakan, risiko munculnya kista atau Miom dapat meningkat karena beberapa faktor, seperti riwayat keluarga dengan keluhan serupa, menstruasi pertama di usia yang sangat muda, kelebihan berat badan, pola makan tinggi lemak jenuh.
"Sayangnya, kebiasaan enggan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan membuat banyak kasus baru diketahui ketika kondisinya sudah cukup serius," tuturnya.
Menurutnya, tidak semua kasus dapat dicegah. Namun, risikonya bisa ditekan dengan menjalani gaya hidup sehat. Perbanyak konsumsi sayuran, buah, dan makanan tinggi serat, pilih sumber protein sehat seperti ikan, kacang-kacangan, atau daging tanpa lemak, serta kurangi makanan olahan tinggi gula dan lemak jenuh.
"Menjaga berat badan tetap ideal dan melakukan pemeriksaan reproduksi secara rutin, meski tanpa keluhan, juga sangat dianjurkan," jelasnya.
Kista dan Miom sering kali tumbuh diam-diam tanpa menimbulkan keluhan berarti di awal. Karena itu, deteksi dini menjadi kunci untuk menjaga kesehatan rahim dan kesuburan. Semakin cepat terdeteksi, semakin mudah penanganannya, sehingga semakin baik prognosisnya untuk kesehatan reproduksi dan kesuburan.