Langgam.id - Wali Kota Padang Hendri Septa mengungkapkan rasa bangga dan apresiasinya atas pencapaian dari Ratu Alya Arifva dan Jihan Puti Afarel, dua siswi SMPN 1 Padang.
Setelah melewati proses kompetisi, kedua siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Padang itu pun, menjadi wakil Sumatera Barat ke tingkat nasional dalam ajang Olimpiade Penilitian Siswa Indonesia (OPSI) Tahun 2023 di Jakarta.
"Selamat bagi Ratu dan Jihan bersama ibu kepala sekolah dan guru pembimbing yang mampu membuat bangga Kota Padang dan Sumbar. Selamat memperlihatkan hasil penelitiannya ke kancah nasional, yaitu terkait pemanfaatan kincir angin berlayar sebagai sumber energi alternatif untuk pendingin ikan nelayan bagan," ungkap Wali Kota Hendri Septa saat menghadiri sebuah acara di SMPN 1 Padang, dikutip dari Prokopim, Rabu (8/11/2023).
Menurut Wako, hasil penelitian ini merupakan hak cipta dan hak paten bagi dua siswi tersebut.
"Semoga dapat digunakan para nelayan tidak saja di Kota Padang, tapi di Sumatera Barat (Sumbar) dan Indonesia," sambung Wako Hendri Septa didampingi Kepala Disdikbud Yopi Krislova.
Lebih lanjut Wako Hendri pun berharap Ratu dan Jihan bisa menjadi yang terbaik dalam ajang OPSI Tahun 2023.
"Semoga Ratu dan Jihan menjadi yang terbaik. Namun yang terpenting sekali adalah kita bangga dengan hasil karya penelitian yang dilakukannya. Meski masih duduk di bangku SMP tapi mereka telah menjadi generasi muda yang jenius dan mampu menjadi seorang ilmuwan. Mudah-mudahan hal ini mampu diikuti oleh peserta didik lainnya di Kota Padang," harap Wako Padang mengapresiasi.
Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 1 Padang Dewi Anggraini menyampaikan rasa syukurnya atas kesuksesan Ratu dan Jihan tersebut.
"Allhamdulillah siswa kami mewakili Sumbar, ini sudah yang ke empat kali,” ungkapnya.
Senada dengan itu Zuraida selaku guru pembimbing Ratu dan Jihan membeberkan, penelitian yang telah diciptakan Ratu dan Jihan adalah menciptakan sumber energi alternatif terbarukan.
“Pola kerjanya adalah dengan memadukan layar dan kincir angin untuk menghasilkan energi listrik yang langsung dimanfaatkan sebagai pendingin untuk menyimpan, mengawetkan dan membekukan ikan di kapal nelayan bagan," bebernya.
"Dengan adanya hasil karya anak kita ini para nelayan tidak perlu lagi membawa balok es ke kapal. Dengan itu nelayan dapat menghemat pengeluaran sampai Rp 3.700.000 setiap melaut. Karena setiap melaut nelayan membawa 100 balok es dengan harga balok es itu Rp37.000/batang," ulasnya.
Lebih lanjut terkait penelitian yang dihasilkan tersebut, Zuraida menceritakan, yaitu terinspirasi dari Ratu yg beberapa waktu lalu bercerita tentang nelayan-nelayan di pantai Carocok Tarusan, Painan yang membongkar balok es dari truk.
Ia lalu menanyakan untuk apakah balok es tersebut dan bagaimana cara penggunaanya sehingga bagaimana balok-balok es itu kalau mencair.
"Dari rasa ingin tahu itulah muncul ide Ratu dan Jihan membuat pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi angin. Alhamdulillah temuan mereka dibawa untuk lomba OPSI, dan berhasil maju ke tingkat nasional mewakili Sumbar ," tandasnya bersyukur. (*/Fs)