Langgam.id — Pemerintah Kota Padang menyatakan kesiapan penuh untuk melaksanakan simulasi besar dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana gempa bumi dan tsunami. Kegiatan ini merupakan bagian dari latihan gabungan kebencanaan (Latgulbencal) yang difokuskan pada pengujian sistem mitigasi dan keterlibatan masyarakat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, Rudy Rinaldy, menjelaskan bahwa wilayah Sumbar memiliki risiko tinggi terhadap bencana alam, terutama dari ancaman Megathrust Mentawai dengan kekuatan hingga 8,9 skala Richter. Selain itu, ia mengungkapkan adanya potensi aktivitas seismik aktif di timur Kepulauan Mentawai dengan panjang patahan yang berpotensi melebihi 500 km.
“Kita harus lebih waspada. Karena itu, kita berencana melakukan latihan mitigasi bencana berskala besar, dimulai dengan uji coba di satu kota, yaitu Kota Padang,” ujar Rudy dalam Rapat Koordinasi Kebencanaan di Padang, Selasa (24/6/2025).
Dipilihnya Padang sebagai lokasi simulasi bukan tanpa alasan. Dengan jumlah penduduk lebih dari 600 ribu jiwa yang tinggal di sepanjang pesisir, kota ini menjadi wilayah yang paling rentan terdampak tsunami. Oleh karena itu, simulasi akan difokuskan pada pengujian skenario evakuasi, kesiapan sistem peringatan dini, serta peran aktif masyarakat di kawasan rawan.
Wali Kota Padang, Fadly Amran, menyatakan dukungan penuhnya terhadap kegiatan ini. Ia menekankan bahwa kesiapsiagaan tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari warga.
“Kesiapsiagaan ini mencakup banyak hal. Kita harus belajar dari negara seperti Jepang yang semangat dalam menghadapi potensi bencana dan berhasil menumbuhkan budaya tanggap bencana di masyarakatnya,” ujar Fadly.
Komandan Korem 032/Wirabraja, Brigjen TNI Machfud, menambahkan bahwa latihan ini akan dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah pesisir Sumatera Barat. Yakni di Kota Padang, Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Agam, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, san Kepulauan Mentawai.
"Jadi kita lakukan serentak di seluruh daerah, sehingga gerakan dan sosialisasi ini lebih massif," ujarnya
Ia menyebutkan fokus utamanya adalah menguji Standar Operasional Prosedur (SOP) serta respons masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Setiap daerah sudah melakukan mitigasi masing-masing, namun kali ini kita uji secara simultan dan lebih luas. Ini akan menjadi latihan kesiapsiagaan yang melibatkan seluruh komponen,” jelas Brigjen Machfud.
Simulasi ini juga akan didukung oleh sistem peringatan dini yang telah dikembangkan BPBD Sumbar, dengan lebih dari 50 sensor aktif yang tersebar di wilayah provinsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) disebutkan turut mendukung penuh kegiatan ini sebagai bagian dari upaya penguatan kesiapsiagaan nasional terhadap bencana.
Rangkaian latihan ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam menyelamatkan ribuan jiwa serta membangun budaya tanggap darurat di tengah masyarakat pesisir Padang.