Langgam.id - Dinas Pariwisata Sumatra Barat dan Himpunan Tjinta Teman (HTT) mengadakan Padang Multikultural Festival (Pamfest) selama tiga hari antara 16-18 Februari di Pelataran Kelenteng Lama, Kawasan Kota Tua Padang.
Setelah dibuka pada Sabtu (16/2/2019) malam, acara dimulai dengan penampilan musik Kolaborasi Talago Buni dan Musisi Nusantara Gambang Long See Tong. Dalam grup musik tersebut anggotanya merupakan paduan dari berbagai etnis yang ada di Kota Padang. Selain anggotanya, grup tersebut juga membawakan lagu dalam berbagai bahasa daerah.
Walau cuaca hujan, terlihat puluhan warga Kota Padang tetap ikut menonton acara Pamfest ini.
Edy Utama, Direktur Festival dan Kreator Pamfest, mengatakan bahwa acara yang diadakan merupakan upaya mempresentasikan atau menggambarkan betapa kayanya kota Padang dalam kehidupan seni dan budaya khususnya musik.
"Secara musikal banyak hal menarik yang dimiliki berbagai budaya, kemudian unsur-unsur tersebut dapat disambung sebagai sebuah silaturahmi budaya," katanya.
Selain itu, menurut Edy lewat acara ini juga ingin menggambarkan bahwa Sumatra Barat tidak homogen tetapi juga heterogen. Menurutnya di Sumbar ada banyak etnis lain yang sudah tinggal sejak lama dan memiliki budaya yang terus berkembang.
"Sangat heterogen, tidak hanya Minangkabau, tapi disini juga ada budaya lain seperti etnies Jawa, Nias, Mentawai, dan Melayu. Hal tersebut memperkaya dan memberikan rahmat bagi kita agar menghidupkan budaya ini secara demokratis," katanya.
Dari keterangan Edy tercatat ada 10 etnies di Kota Padang yang tergabung dalam acara tersebut. Diantaranya ada Minang, Jawa, Sunda, Batak, Mentawai, Bali, Melayu, dan Tionghoa.
Selain musik, dalam acara ini juga akan menampilkan tarian dan nyanyian rakyat serta penampilan kuda lumping pada hari ke dua dan ke tiga nantinya.
"Kita ingin mendialogkan bermacam-macam budaya yang ada di masyarakat ini dalam satu even," kata Edy.
Edy juga mengatakan bahwa acara kali ini adalah yang pertama kali diselenggarakan. Kedepan ia berencana agar acara ini terselenggara setiap tahunnya. Menurutnya acara Pamfest adalah tempat orang-orang berkontribusi dalam bidang kebudayaan di Sumatra Barat.
Dengan diadakannya acara ini, Edy berharap agar semua orang benar-benar memberikan tempat dan penghargaan sebaik-baiknnya kepada keberagaman yang dimiliki oleh Kota Padang.
"Kita ingin semua orang betul-betul memberikan tempat untuk keberagaman yang dimiliki, karena keberagaman adalah sesuatu yang indah," katanya.
Tokoh Pendidikan Fasli Jalal yang hadir dalam acara itu memberikan apresiasi terhadap adanya acara Pamfest. Menurutnya kebudayaan dan seni adalah sesuatu yang membuat dirinya bangga menjadi orang Indonesia.
"Ke manapun kita pergi, di luar negeri, orang selalu memberikan tepuk tangan yang meriah terhadap penampilan seni dan musik tradisional dari Indonesia. Kita adalah kelas dunia untuk seni. Itu selalu membuat saya bangga menjadi orang Indonesia," kata mantan wakil menteri pendidikan era SBY itu.
Menurutnya Indonesia harus selalu menjaga keberagaman, karena hanya Indonesia yang memiliki keberagaman dalam banyak hal.
"Karena di Indonesialah bertemunya banyak keberagaman, kekayaan kita adalah lintas agama, lintas etnis, dan lintas budaya," katanya. (Rahmadi/HM)