Langgam.id - Imam Masjid Raya Sumatra Barat (Sumbar) Albizar, yang saat ini telah dibebaskantugaskan, menyesalkan narasi yang dibangun oleh pengurus harian masjid tersebut. Ia menilai, pergantian dirinya politis.
Albizar mengatakan, ia semula tak mengetahui ada seleksi untuk Imam Masjid Raya Sumbar. Tak ada pengurus yang memberi tahu. Ketika akhirnya mengetahui ada seleksi, ia beranggapan penyeleksian imam itu hanya untuk penambahan kuota imam di Masjid Raya.
Menurutnya, dari awal sampai akhir seleksi berlangsung ia tidak diberitahukan oleh siapapun terkait seleksi ini.
"Saya tidak dikasih tahu mengenai seleksi ini, dan saya sendiri tahu dari salah satu grup. Sedangkan yang lain dikasih tahu melalui langsung dan telepon. Nah, jadi saya kira penambahan kuota imam, jadi saya tidak mendaftar," katanya saat dihubungi langgam.id, Minggu (21/5/2023).
Karena tak diberi tahu, Albizar menilai, ada unsur politis yang terjadi. Apa lagi, saat melihat hasil seleksi, ternyata dari 1 dari 2 imam yang terpilih adalah anak kandung ketua pengurus harian Masjid Raya.
Ketika menerima surat dari pengurus, Albizar mengaku kecewa. Menurutnya, kekecewaan itu memuncak, setelah ia mengetahui syarat pendaftaran imam di Masjid Raya dipermudah.
"Pembebasan tugas saya ini, artinya pemberhentian saya jadi imam. Saya lihat juga syarat jadi imam juga mudah, cuma cukup hafal 10 juz Alquran. Harusnya sekelas masjid raya 30 Juz, jadi ini memang dipermudah dalam tahap seleksi," katanya.
Selain itu, ia menyesalkan narasi yang saat ini dibuat oleh pengurus Masjid Raya. Narasi yang ia maksud, terkait dirinya tidak mendaftar menjadi imam. Ia berharap narasi itu tidak dibuat-buat lagi.
Baca Juga: Soal Imam Masjid Raya Sumbar, Pengurus: Kita Tak Pakai Istilah Pemecatan, Tapi Pergantian
Langgam.id mencoba mengkonfirmasi kembali kepada Ketua Pengurus Harian Masjid Raya Sumatra Barat (Sumbar) Sobhan Lubis terkait anaknya yang ditetapkan jadi imam serta tuduhan politis. Namun, setelah berulang kali ditelepon belum diangkat, pesan singkat juga belum dibalas.
Namun, dalam wawancara sebelumnya, ia mengatakan, tidak ingin memakai istilah pemecatan soal pergantian imam di masjid milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) tersebut.
"Kita tidak ada memakai istilah pemecatan. Ini hanya ada pergantian untuk menertibkan administrasi di Masjid Raya," katanya.
Ia juga mengatakan, Albizar tidak lolos menjadi imam Masjid Raya, karena yang bersangkutan tidak ikut serta dalam seleksi imam ini sendiri.
"Karena beliau tidak mendaftar untuk ikut seleksi, jadi tidak ada hasil seleksi untuk yang bersangkutan. Tujuan seleksi ini juga tidak ada bertujuan untuk menyisihkan Albizar," ujarnya. (Afdal/SS)