Sering Meniup Makanan atau Minuman Panas? Ini Akibatnya

meniup makanan

Ilustrasi meniup makanan panas (pixabay)

Langgam.id - Ada yang mengatakan meniup makanan atau minuman panas berlawanan dengan sunah Nabi Muhammad SAW. Ternyata, selain tidak sesuai dengan sunah, kebiasaan ini juga bisa berbahaya bagi kesehatan.

Menurut Dr. Dyah Novita Anggraini, meniup makanan panas dapat menyebabkan kontaminasi mikroorganisme penyebab penyakit.

“Tidak boleh meniup. Itu lebih kepada kuman yang ada di mulut atau bakteri di dalam mulut bisa berpindah ke dalam makanan,” kata Dyah seperti dilansir dari tempo.co, Rabu (19/5/2021).

Dia memaparkan, saat meniup makanan tubuh akan melepaskan karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO). Karbon dioksida yang dilepaskan bereaksi dengan partikel air (H2O) di dalam makanan dan menghasilkan pembentukan asam karbonat (H2CO3). Karbon monoksida itu sendiri saja sudah beracun.

Jadi, jika mengonsumsi makanan setelah meniupnya, berisiko mengganggu keseimbangan asam atau alkali tubuh, yang mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme.

Sementara itu, saat kita menghirup makanan atau minuman panas dapat merubah pH darah. Akibatnya bisa mengalami berbagai gejala seperti sakit kepala, mual, kebingungan, mati rasa, bahkan bisa menyebabkan penyakit serius.

Perubahan pH darah merupakan gejala dari beberapa penyakit utama. Misalnya asma, diabetes, jantung, ginjal, paru-paru, asam urat, infeksi, keracunan, dan perdarahan.(Tempo/Ela)

Baca Juga

5 Kompetensi Wajib Lulusan Akper untuk Raih Sukses di Era Digital
5 Kompetensi Wajib Lulusan Akper untuk Raih Sukses di Era Digital
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan segera meluncurikan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis. Rencananya program ini akan diluncurkan
Pemeriksaan Kesehatan Gratis Akan Diluncurkan, Warga Diimbau Unduh Aplikasi SSM
Meski Libur Pilkada Serentak, Pemko Padang Pastikan Layanan Kesehatan Tetap Buka
Meski Libur Pilkada Serentak, Pemko Padang Pastikan Layanan Kesehatan Tetap Buka
Tak Hanya Internal, Klinik Mediska Padang Milik KAI Berikan Layanan Kesehatan untuk Umum
Tak Hanya Internal, Klinik Mediska Padang Milik KAI Berikan Layanan Kesehatan untuk Umum
Hingga Akhir Agustus 2024, Ditemukan 2.903 Pasien TB di Padang
Hingga Akhir Agustus 2024, Ditemukan 2.903 Pasien TB di Padang
Dinkes Sebut Belum Ada Kasus Cacar Monyet di Padang
Dinkes Sebut Belum Ada Kasus Cacar Monyet di Padang