Langgam.id - PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) memastikan suplai energi listrik ke jaringan transmisi PT PLN (Persero) akan tetap aman selama masa pandemi virus corona (covid-19). Komitmen ini bentuk dukungan perusahaan tersebut agar aktivitas masyarakat tetap berjalan normal selama sosial distance dan work from home.
"Listrik merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Di tengah situasi covid-19, PT SEML mendukung penuh pelayanan agar masyarakat nyaman untuk produktif dari rumah. Perusahaan akan berupaya dalam penyediaan pasokan energi listrik ke jaringan transmisi PLN tetap aman," kata Field Representative Manager PT SEML, Bujang Joan Datuak Panyalai, Selasa (14/4/2020).
Jaminan tetap tersedianya energi listrik tersebut sejalan dengan kebijakan PLN yang siaga menjaga kehandalan distribusi listrik ke masyarakat. Sesuai dengan intruksi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 683/21/DJL.1/2020 tentang langkah strategis menjaga pasokan dan ketersediaan listrik.
"Kami juga meminta dukungan ke pemerintah daerah sekaitan dengan upaya operasional pembangkit dalam upaya memasok energy listrik tidak terganggu," ujarnya.
Dalam masa pandemi covid-19, pihaknya telah memiliki protokol dan mekanisme kerja untuk memastikan setiap aktivitas operasi tetap berlangsung secara kontiniu. Protokol kerja itu juga sesuai dengan upaya pencegahan dan penanganan meluasnya wabah di lingkungan kerja perusahaan, sebagaimana yang ditetapkan pemerintah.
"Kami telah memiliki prosedur dalam menjaga agar pasokan listrik dari pembangkit ke jaringan transmisi PLN itu tetap ada. Mengingat pembangkit harus terus dioperasikan selama 24 jam, maka kami amankan di ruangan kerja adalah tenaga maintenance dan operator," sebutnya.
Namun demikian, sistem kerja tetap dilaksanakan dengan metode isolasi lain ruang dan tertutup. Bagi sebagian pekerja yang memungkinkan bekerja dari rumah, sementara sudah dirumahkan. Lalu, khusus untuk tenaga kerja dari luar negeri sementara waktu sudah diliburkan.
Mekanisme ngantor untuk tenaga operasional pembangkit lanjut Bujang Joan, dilakukan dengan bagi shift. Pihaknya menyediakan tenaga cadangan dengan masa kerja masing-masing tim selama 50 hari. "14 hari sebelum masa ganti tim, yang cadangan kami isolasi dan dipastikan dulu mereka sehat ketika masuk kerja," katanya.
Pihaknya tidak bisa menghindari kebutuhan peralatan untuk mendukung operasional pembangkit. Hal inilah yang kemudian dimintai dukungan ke pemerintah daerah untuk diberi pengecualian, agar operasional tidak terganggu.
"Ini yang kami mohon pengertian bersama. Jangan sampai nanti terjadi kesalahpahaman. Lalu muncul anggapan, pekerja atau kendaraan Supreme Energy masih lalu lalang disaat pandemi seperti ini," katanya.
Pihaknya turut meyakinkan bahwa alat-alat yang didatangkan perusahaan hanya bersifat penting. Seperti suku cadang yang didatangkan dari project Supreme Energy di wilayah lain dan ada pula yang didatangkan dari Jakarta. (*/ICA)