Langgam.id - Manajemen Semen Padang Hospital menambah 23 tempat tidur yang diperuntukkan bagi pasien Covid-19, mengingat angka positif virus corona di Sumatra Barat terus bertambah.
Yayasan Semen Padang yang menaungi Semen Padang Hospital akan merealisasikan tambahan 23 tempat tidur tersebut pada Kamis, 1 Oktober 2020.
"Sebanyak 23 tempat tidur itu berada di wing barat lantai 5 dengan rincian, 20 tempat tidur untuk rawatan dan 3 tempat tidur untuk ICU. Insya Allah, tempat tidur untuk pasien Covid-19 itu, kami komersilkan hari Kamis," kata Sekretaris Yayasan Semen Padang Eko Bagus Priyuantoro, Senin (28/9/2020).
Seiring dengan penambahan tersebut, kata Eko, maka SPH akan memiliki 95 tempat tidur untuk menangani COvid-19 dengan rincian, 85 tempat tidur untuk rawatan dan 10 untuk ICU. Semua tempat tidur itu berada di kamar perawatan lantai 4 dan 5 SPH.
Penambahan 23 tempat tidur untuk pasien Covid-19 itu dilakukan, sebut Eko, karena jumlah pasien positif Covid-19 di Sumbar, khususnya Kota Padang, terus mengalami peningkatan, sementara kapasitas SPH yang ada saat ini yakni 65 tempat tidur untuk rawatan dan 7 untuk tempat tidur ICU untuk pasien positif Covid-19 sudah terutilitasi maksimal semenjak peningkatan kasus beberapa waktu yang lalu.
Hal ini juga sejalan dengan maksud dan tujuan pendirian Yayasan untuk selalu berkontribusi dalam hal kesehatan terutama dalam menghadapi pandemi seperti saat ini.
“Jadi, karena keterbatasan itulah kenapa kami di SPH menambah 23 tempat tidur lagi untuk pasien Covid-19," ujarnya.
Eko juga menuturkan bahwa SPH merupakan salah satu rumah sakit di Kota Padang yang ditunjuk oleh Gubernur Sumbar sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Seiring dari penunjukan itu, SPH kemudian menyulap ruang perawatan di lantai 4 dan 5 untuk menampung pasien positif Covid-19.
Ruang perawatan itu juga dilengkapi dengan Exhaust Fan Hepafilter yang kegunaannya, untuk mensirkulasikan dan memfilter udara dari dalam ruangan sebelum dibuang ke luar. SPH juga menerapkan protokol kesehatan untuk setiap pasien berbagai penyakit maupun pengunjung rumah sakit.
Untuk keluarga pasien, protokol kesehatannya berupa skrining, memakai hand sanitizer, cek suhu, dan diberikan stiker skrining. Kemudian bagi pasien setelah diskrining dan ditemukan adanya gejala penyakit, maka diarahkan ke UGD untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Bagi tim medis, khususnya yang menangani pasien Covid-19, protokol kesehatannya lebih ketat lagi dan protokol tersebut dibagi tiga zona. Untuk zona 1 yang merupakan zona hijau, tim medis, termasuk petugas kebersihan SPH, bisa bebas tanpa menggunakan APD lengkap, namun wajib pakai masker.
"Zona 1 ini adalah tempat untuk memakai APD lengkap, berupa masker N95, Handscoen, sepatu boot (karet) dan kaca mata google," katanya. Kemudian zona 2 adalah ruangan anteroom (ruang antara). Perawat atau dokter, maupun petugas kebersihan yang masuk ke zona 2 ini, wajib menggunakan APD lengkap.
Sedangkan zona 3, adalah tempat pasien Covid-19 di rawat. Setelah dari zona 3, tim medis maupun petugas kebersihan yang keluar dari zona 3, harus melalui ruangan chamber desinfektan dan melepas APD. "Ruangan ini adalah tempat untuk melepas APD," ujarnya.
Petugas sebelum melepaskan APD membersihkan diri dengan cairan desinfektan didalam bilik, kemudian melepas APD dan ditaruh pada tempat yang sudah disediakan. Selanjutnya, tim medis maupun petugas kebersihan wajib untuk mandi di kamar mandi di zona 2 yang telah disediakan.
"Sebelum meninggalkan rumah sakit, petugas yang sebelumnya masuk ke zona 3, juga wajib kembali mandi di kamar mandi di zona hijau," bebernya.
Ketua tim Satgas Covid-19 PT Semen Padang yang juga Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan, Oktoweri mengatakan, peningkatan kapasitas layanan Semen Padang Hospital melalui penambahan tempat tidur tersebut merupakan bentuk dukungan Semen Padang Group dalam penanggulangan Covid-19.
“Ini merupakan salah satu bentuk dukungan dan partisipasi aktif Semen Padang Group dalam penanggulangan Covid-19. Banyak kegiatan lain yang sudah kita laksanakan, seperti pemberian berbagai bantuan kepada masyarakat, instansi pemerintah, dan fasilitas umum,” kata Oktoweri.
Sementara itu, Kepala Bagian Layanan Medis SPH, dr Selfi Farisha membeberkan alur penerimaan pasien Covid-19 di SPH. Kata dia, SPH hanya menerima pasien Covid-19 rujukan dari puskesmas maupun rumah sakit lainnya. Penerimaan pasien dari rumah sakit lainnya, dilakukan melalui aplikasi Sistem Rujukan Terpadu (sisrute) dari Kemenkes. Sedangkan dari puskesmas, alurnya melalui PIC SPH.
"Kalau untuk SPH, saya sendiri PIC nya. Kalau rumah sakit kita penuh, maka kita informasikan ke puskesmas dan puskesmas kemudian berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan Covid-19 lainnya. Kalau semua rumah sakit penuh, barulah pasien diminta untuk isolasi mandiri di rumah dan tempat isolasi yang disediakan oleh pemerintah," katanya.
Saat ini di SPH, tambah dr Selfi, ada 64 pasien Covid-19 yang dirawat. Perawatan pasien Covid-19 sampai sembuh di SPH bervariatif. Menurut data average lenght of stay (ALOS) pada Agustus kemarin, rata-rata pasien yang dirawat di SPH sampai sembuh selama 19 hari.
"Ada juga pasien positif Covid-1 yang dirawat selama 3 hari, bahkan sampai 70 hari, tergantung berat ringannya keluhan dan ada atau tidaknya penyakit penyerta di tubuh pasien. Selain penyakit penyerta, usia juga mempengaruhi berat ringannya keluhan penyakit yang diderita pasien," ujarnya. (rl/HFS)