Langgam.id – PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Internasional Minangkabau (BIM), di bawah naungan InJourney Airport, menggelar aksi konservasi laut bertajuk InJourney Reevolution Coral Heritage di Pantai Dina Ceker, Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Kamis (11/9/2025).
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Sanari Dive Center, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, serta sejumlah mitra lainnya.
Manager PT Angkasa Pura Indonesia BIM, Dony Subardono, menyampaikan bahwa program ini adalah bagian dari komitmen perusahaan terhadap kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan, sekaligus memperingati satu tahun perjalanan PT Angkasa Pura Indonesia.
“Kami ingin merayakan satu tahun perusahaan dengan kegiatan yang berdampak nyata. Melalui konservasi ini, kami berupaya melestarikan terumbu karang di Kawasan Mandeh, untuk mendukung sektor pariwisata sekaligus menjaga kekayaan maritim Indonesia,” ujar Dony di lokasi kegiatan.
Program ini juga melibatkan inovasi dalam penggunaan kembali limbah produksi perusahaan. Bahan-bahan bekas seperti rak besi empat persegi, kerangka rumah gadang, dome besi, hingga media web spinner diolah kembali menjadi media transplantasi terumbu karang.
Lebih jauh, Dony berharap kegiatan ini dapat berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati laut, menjaga keberlanjutan biota laut, meningkatkan sumber daya ikan, dan mendorong nilai ekonomi bagi masyarakat pesisir.
“Semoga langkah kecil ini bisa memberi dampak besar. Kami ingin laut yang sehat tidak hanya tampak indah dari atas, tapi juga benar-benar hidup di bawah permukaannya,” tambahnya.
Kepala BPSPL Padang, Rahmat Irfansyah, mengungkapkan bahwa kondisi ekosistem terumbu karang saat ini cukup memprihatinkan. Hanya 22 persen dalam kondisi baik, dan hanya 6 persen yang masih sangat baik. Sisanya, lebih dari 75 persen mengalami kerusakan.
“Ini adalah akibat dari berbagai faktor, seperti perubahan iklim, penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, serta pemanfaatan pesisir yang tidak memperhatikan keberlanjutan. Karena itu, kegiatan seperti ini sangat penting untuk dilakukan secara kolaboratif,” jelas Rahmat.
Ia menegaskan bahwa upaya pelestarian terumbu karang tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan membutuhkan keterlibatan semua elemen, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat.
Apresiasi juga datang dari Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Selatan, Suhendri. Ia menilai program konservasi ini bukan hanya menyelamatkan alam, tetapi juga menanamkan kesadaran budaya kepada masyarakat pesisir.
“Pemerintah Kabupaten Pessel sangat berterima kasih kepada PT Angkasa Pura Indonesia dan semua pihak yang terlibat. Masyarakat perlu menyadari bahwa menjaga terumbu karang adalah tanggung jawab bersama, yang pada akhirnya juga berdampak pada penghidupan mereka,” ujar Suhendri.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Wali Nagari Sungai Pinang, pimpinan Sanari Dive Center, perwakilan CSR Bandara SSK II, Tim Gurila Angkasa Pura Indonesia, serta perwakilan dari Otoritas Bandara Wilayah VI, Bea Cukai, Balai Karantina, dan mitra lainnya.