Segelas Kopi Bendi dan Malam Dingin di Bukittinggi

Segelas Kopi Bendi dan Malam Dingin di Bukittinggi

Segelas kopi Arabika Situjuah yang merupakan salah satu menu pada Bendi Coffee yang ada di kawasan Kota Bukittinggi. (Foto: Syahrul R)

Suhu menunjukkan angka 20 derajat celcius, embun perlahan mulai turun menyentuh dedaunan dan jejeran bangku pada taman yang berada di Jalan A. Rivai, tepat di depan RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi, Sumatra Barat.

Pada salah satu sudut taman, dengan berlatarbelakang Monumen Perlawanan Rakyat Menentang Kolonialisme Belanda pada 15 Juni 1908 itu, seorang pria 36 tahun sibuk menyeduh kopi di atas gerobaknya.

Uap panas mengepul dari teko yang menyirami biji kopi setelah dihancurkan menjadi serbuk kasar. Seduhan segelas arabika Situjuah menusuk hidung, menyajikan aroma khas di tengah balutan udara dingin pada kota yang pernah menjadi pusat pemerintahan darurat Republik Indonesia tersebut.

Sudah tujuh bulan semenjak Niko Angra mulai menyeduh kopi di kawasan ini. Jika biasanya kopi dinikmati pada kedai kopi atau coffee shop, maka Niko lebih memilih menjajakan kopi langsung ke tengah-tengah masyarakat.

Bendi Coffee atau Kopi Bendi, begitulah ia menyebut gerobak tempat berbagai peralatan untuk menyeduh kopi tersusun rapi. Tidak ada makna khusus kenapa disebut bendi, jika biasanya bendi ditarik oleh kuda, maka bendi kepunyaan Niko ditarik oleh vespa.

"Sistem kerja gerobak ini mirip dengan bendi, bedanya satu ditarik kuda dan satunya lagi ditarik vespa," ujar pria yang sudah belajar menyeduh kopi sejak lima tahun terakhir.

Tidak kalah dengan coffee shop, Bendi Coffee juga menyajikan kopi dengan aneka seduhan lainnya, seperti V60, Vietnam Drip, Aero Press hingga Kalita Wave.

Lampiran Gambar
Bendi Coffe atau Kopi Bendi yang ada di Jalan A. Rivai, Bukittinggi (Foto: Syahrul R)

Sembari terus melayani pembeli, Niko menceritakan antusias masyarakat yang cukup tinggi dengan kehadirannya berjualan kopi. Bahkan suatu ketika, pernah ada pembeli yang heran karena setiap kopi yang akan disajikan harus ditimbang terlebih dahulu.

Lantaran penasaran akan kopi yang dijual, akhirnya banyak masyarakat yang kemudian singgah untuk mencicipi seduhan kopinya. Sebab cara penyajian serta jenis kopi yang digunakan berbeda dengan kopi yang ada pada warung-warung pada umumnya.

Selain Arabika Situjuah yang baru saja diseduh, berbagai jenis kopi arabika dari daratan Sumatra dapat dinikmati di sini, seperti Solok Rajo, Solok Subarang Danau, Gayo, Kerinci, Lasi, dan berbagai jenis arabika lainnya.

Tidak hanya arabika, dia juga menyediakan jenis robusta jika ada yang tertarik untuk menikmati seduhan Vietnam Drip.

Menikmati udara dingin Bukittinggi akan cocok jika ditemani dengan segelas kopi, oleh karenanya, Niko baru mulai berjualan mulai dari pukul 20.30 hingga pukul 00.00 WIB.

"Saya tidak berjualan hanya ketika hujan," katanya.(SR)

Baca Juga

Minum Alkohol untuk Campuran Parfum, 1 Warga Binaan Lapas Bukittinggi Meninggal
Minum Alkohol untuk Campuran Parfum, 1 Warga Binaan Lapas Bukittinggi Meninggal
22 Warga Binaan Lapas Bukittinggi Diduga Keracunan
22 Warga Binaan Lapas Bukittinggi Diduga Keracunan
Pahlawan Nasional Usmar Ismail Diabadikan Jadi Nama Jalan di Bukittinggi
Pahlawan Nasional Usmar Ismail Diabadikan Jadi Nama Jalan di Bukittinggi
Pemprov Sumbar resmi meluncurkan Calendar of Event (CoE) atau Kalender Event Pariwisata untuk tahun 2025. Gubernur Sumbar, Mahyeldi
Ada 97 Event Pariwisata Sumbar Tahun Ini, Berikut Daftarnya
Empat mantan kepala daerah diperkirakan berhasil kembali menduduki posisi kepala daerah dalam Pilkada Serentak 2024 di Sumatra Barat.
4 Mantan Kepala Daerah Diperkirakan Comeback Setelah Menang dalam Pilkada Serentak
Hasil hitung cepat Pilkada Serentak 2024 menunjukkan empat wali kota petahana di Sumatra Barat (Sumbar) diperkirakan tidak melanjutkan
Empat Wali Kota Petahana di Sumbar Diperkirakan Tumbang di Pilkada 2024