PalantaLanggam.id - Iven Sawahlunto Coal Trail Marathon (SCTM) kembali di gelar di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat (Sumbar) untuk ketiga kalinya. SCTM menjadi even unggulan di Kota Batubara tersebut dan selalu ditunggu-tunggu para pelari lintas alam (trail runner).
Sawahlunto Runners sebagai penyelenggara selalu menghadirkan sesuatu yang baru dalam upaya memperkenalkan potensi baru wisata alam dan memberi kesegaran dalam iven ini.
Salah satu yang berbeda dari penyelenggaraan event ini adalah dari kategori yang diperlombakan.
Selain kategori umum untuk jarak tempuh 17K, 25K dan 42K, kali ini panitia juga membuka jalur pendek khusus untuk pelajar dengan jarak tempuh 13K. Hal ini dimaksudkan untuk menggali potensi trail running sejak dini.
Kategori ini juga diharapkan dapat menumbuhkan semangat berolah-raga, membangun pemikiran sadar wisata dan menjunjung tinggi budaya yang ada di masyarakat.
“Acara ini sangat menarik karena akan melawati tempat-tempat warisan dunia yang sudah masuk ke dalam salah satu warisan budaya di UNESCO," ujar Wali Kota Sawahlulnto, Deri Asta saat resmi membuka dan melakukan flag off pertama pada event ini di Lapangan Segitiga, depan gedung PTBA, Sawahlunto.
Salah satunya, pelari akan memasuki lubang kalam yang akan memberikan sensasi tersendiri yang tidak dapat ditemui di tempat lain. Bedanya lari di tempat lain dengan di Sawahlunto itu Pemerintah Kota Sawahlunto bekerja sama dengan masyarakat dari empat desa dan beberapa kelurahan.
"Pelari akan disuguhi makanan tradisional yang disiapkan oleh masyarakat itu sendiri,” kata Deri Asta.
Ketua Penyelenggara SCTM, Tival Godoras mengatakan, jumlah peserta yang mengikuti even ini mengalami peningkatan yaitu berjumlah 172 orang. Para pendaftar berasal dari dalam dan luar Sumbar seperti Riau, Medan, Palembang, Jakarta, Banten hingga NTB.
"Antusias peserta tahun ini sangat baik, jalur yang kami tawaran juga ada sedikit perubahan tapi tetap mengutamakan tantangan dan pemandangan yang tak kalah menarik dari SCTM tahun sebelumnya," katanya.
Hal menarik yang membuat SCTM tahun ini sangat diminati adalah seiring dengan pengembangan wisata geopark di Sumbar. Selain itu juga karena baru-baru ini Kota Sawahlunto mendapat pengakuan dari UNESCO untuk Kawasan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto sebagai salah satu warisan dunia.
Sudah menjadi ciri khas dari SCTM adalah peran masyarakat Sawahlunto yang sangat total dan menjadikan even ini berbasis kegiatan masyarakat yang dapat memberikan ambience tersendiri untuk para pelari yang mengikuti kegiatan tersebut.
Masih dengan budaya yang kental dan kerifan lokal masyarakat sekitar, para pelari akan dimanjakan dengan keramahtamahan hingga sajian kuliner khas lokal yang dijadikan salah satu pengisi water station. Hal tersebut masih menjadi hal yang unik, yang belum tentu bisa ditemui pada event trail running lainnya di Indonesia. (*/Irwanda/RC)