Langgam.id - Setelah ditinggalkan Edy Rahmayadi, Manajemen Semen Padang FC menyarankan PSSI untuk menjalankan konsolidasi internal. Jalan untuk Kongres Luar Biasa (KLB) dinilai sulit.
Demikian disampaikan CEO Semen Padang FC, Rinold Thamrin saat dihubungi Langgam.id, Selasa (29/1/2019).
Ia menilai wacana Kongres Luar Biasa KLB yang berhembus kencang akhir-akhir ini, dinilai kurang tepat dan akan memakan waktu cukup panjang.
Menurut Rinold, hal itu karena Kongres di Bali terakhir tidak merekomendasikan pembentukan Tim Ad hoc yg bertugas untuk menyiapkan KLB.
"Sesuai Statuta FIFA, harus dibentuk dulu Tim Ad Hoc oleh voters di Kongres terakhir dan bekerja sampai 3 bulan. Selanjutnya menyiapkan KLB butuh 6 bulan," ujarnya.
Dengan kondisi Kongres terakhir tidak memutuskan hal tersebut, menurutnya, maka pengurus akan tetap bertugas sampai Kongres berikutnya tanpa KLB.
"Jadi kalaupun ada tuntutan KLB, harusnya di Kongres kemaren diputuskan. Kalau tidak, tunggu lagi Kongres di Januari 2020," kata Rinold.
Semen Padang FC, lanjutnya, berpedoman kepada Statuta FIFA tersebut dari padamemilih KLB atau.
"Bukan memilih (apakah setuju KLB atau tidak), tapi kondisinya kalau sesuai Statuta FIFA, seperti itu.
Kalau pun kita mengusulkan, tidak ada saluran penyampaiannya," imbuhnya.
Kalau dipaksakan KLB, menurutnya, akan memakan biaya besar. "Akan lebih baik difokuskan pada konsolidasi internal pasca mundurnya pak Edy. Organisasi harus diselamatkan, siapa pun pimpinannya," pungkasnya. (LB/HM)