Langgam.id - Transaksi saham warga Sumatra Barat di pasar modal atau lewat PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun ini mencapai Rp13,5 triliun. Artinya, setiap bulan rerata transaksi mencapai Rp1,35 triliun.
Kepala Perwakilan BEI Sumatra Barat Early Saputra mengatakan terjadi kenaikan transaksi yang cukup signifikan di daerah itu, sepanjang tahun ini. "Kami melihat terjadi kenaikan transaksi yang cukup tinggi, disertai meningkatnya jumlah investor pasar modal di Sumbar," jelasnya belum lama ini.
Ia mengatakan sepanjang tahun ini, dari Januari hingga Oktober 2022, total transaksi saham masyarakat ber-KTP Sumbar mencapai Rp13,5 triliun. Transaksi paling tinggi terjadi pada bulan Maret mencapai Rp1,81 triliun dan pada bulan Agustus mencapai Rp1,69 triliun.
Selain itu, juga di bulan Februari dengan transaksi Rp1,57 triliun, bulan April Rp1,52 triliun, bulan Juni Rp1,51 triliun, bulan September sebesar Rp1,5 triliun, bulan Januari Rp1,3 triliun, bulan Mei sebesar Rp1,14 triliun, dan di bulan Oktober Rp1,09 triliun.
"Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal kian meningkat," ujarnya.
Selain traksi yang terus meningkat, jumlah masyarakat Sumbar yang menjadi investor di pasar modal juga terus bertambah. Data BEI mencatat jumlah investor secara keseluruhan mencapai 140.162 rekening per 31 Oktober 2022 atau mengalami peningkatan 31,57 persen dari tahun sebelumnya.
Early berharap masyarakat Sumbar yang aktif di pasar modal terus bertambah, karena terjaminnya berinvestasi di bursa efek. Sekaligus juga berkontribusi meningkatkan ekonomi daerah. Ia juga mendorong perusahaan yang ada di Sumbar untuk memanfaatkan sumber pendanaan di pasar modal dengan IPO atau melantai di bursa. Serta juga memanfaatkan sumber pendanaan lainnya dari bursa.
—