Langgam.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat perbankan di Sumatra Barat sepanjang semester pertama tahun ini menyalurkan kredit sebesar Rp66,85 triliun atau tumbuh 6,29 persen (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp62,89 triliun.
Dari data OJK Sumbar yang dikutip langgam, Minggu (27/8/2023), rincian kredit itu disalurkan untuk sektor kredit investasi tumbuh 9 persen menjadi Rp10,43 triliun dari tahun sebelumnya Rp9,5 triliun.
Kemudian, kredit konsumsi tumbuh 5,93 persen menjadi Rp29,39 triliun dari Rp27,75 triliun, dan kredit modal kerja tumbuh 5,66 persen menjadi Rp27,02 triliun dari sebelumnya Rp25,57 triliun.
Plt Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Sumbar Untung Santoso mengatakan kinerja industri jasa keuangan di daerah itu tumbuh positif, seiring dengan membaiknya kinerja pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi Sumbar di triwulan kedua tahun ini tumbuh 5,14 persen (yoy), dari triwulan pertama yang hanya tumbuh 4,80 persen (yoy). Sedangkan inflasi cukup terkendali di level 1,31 persen pada bulan Juli.
"Kinerja industri perbankan Sumbar tumbuh positif. Per Juni, aset tumbuh 4,39 persen. Kredit juga tumbuh 6,29 persen, sementara DPK masih kontraksi 3,43 persen," ujarnya.
Sementara, aset perbankan di Sumatra Barat sepanjang semester pertama tahun ini mencapai Rp77,44 triliun atau tumbuh 4,39 persen (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp74,19 triliun.
Sedangkan penghimpunanan dana pihak ketiga (DPK) hanya Rp53,28 triliun atau terkontraksi 3,43 persen dari tahun sebelumnya Rp55,18 triliun.
Adapun, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) perbankan Sumbar terjaga di angka 2,01 persen, dan rasio likuiditas untuk menjaga fungsi intermediasi bank atau LDR (loan to deposit ratio) sebesar 125,46 persen. (*/Fs)