Sabo Dam Solusi Minimalisasi Dampak Aliran Banjir di Sungai yang Berhulu dari Marapi

Sabo Dam Solusi Minimalisasi Dampak Aliran Banjir di Sungai yang Berhulu dari Marapi

Salah satu kawasan terdampak banjir bandang dari sungai berhulu di Gunung Marapi, Sabtu (11/5/2024). Foto: BNPB

Langgam.id - Sungai-sungai yang berhulu dari Gunung Marapi telah menyalurkan malapetaka, Sabtu (11/5/2024) malam, atau berlanjut pada Minggu (12/5/2024) dinihari. Sungai itu mengalirkan banjir bandang, dan dengan sekelebat korban berjatuhan.

Hingga Minggu (12/5/2024), per pukul 08.45 WIB, sudah 15 orang meninggal, dan 18 orang luka-luka. Mereka yang meninggal kebanyakan yang tinggal di aliran sungai kawasan kaki Gunung Marapi wilayah Agam.

"Dari 15 korban meninggal, 9 sudah terindentifikasi," kata Direktur RSUD Dr Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi Busril.

Kejadian maha dahsyat ini sebelumnya telah didahului banyak peringatan. Seperti erupsi Gunung Marapi yang berkepanjangan dan memakan korban 24 orang meninggal. Notabene material erupsi Marapi telah berserakan di sekujur Marapi. Tentu saja Marapi telah rapuh, dan materialnya gampang dihanyutkan jika terjadi hujan deras dalam durasi lama.

Maka tak mengherankan, sejumlah aliran sungai yang berhulu dari Marapi kerap banjir lahar dingin. Bahkan banjir bandang dalam skala kecil. Misal bagaimana sungai kecil di Kelok Antu, Nagari Aia Angek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, selalu melimpah ke jalan, atau merusak jembatan, karena banjirnya menyertakan material erupsi Marapi.

Dan teranyar tentu saja kejadian malam ini.

Sekaitan dengan potensi bencana dari sungai-sungai berhulu Marapi ini, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah telah mengirimkan laporan terkait penanganan bencana yang melanda Sumbar sejak awal Maret lalu, melalui surat resmi kepada Presiden RI, Joko Widodo.

Laporan itu disampaikan Mahyeldi melalui surat resmi dengan nomor: 300.2/351/SET/IV/2024, tertanggal 8 April 2024.

"Betul, siang tadi kita telah mengirimkan surat berisi laporan kejadian bencana kepada Bapak Presiden. Tidak hanya kronologisnya, tapi kita juga menyampaikan sejumlah upaya yang telah dilakukan daerah untuk penanganan bencana tersebut," ungkap Gubernur Mahyeldi, dicuplik dari InfoPublik Padang, Rabu (10/4/2024).

Ketika ditanya apa detil dari laporannya itu, Mahyeldi menyebut, pertama terkait masalah banjir dan tanah longsor yang melanda 5 kabupaten/kota pada awal maret lalu. Kemudian yang kedua, tentang erupsi Gunung Marapi dan banjir lahar dingin yang setidaknya berdampak terhadap masyarakat di dua kabupaten di Sumbar.

"Seluruh kejadian bencana yang terjadi di Sumbar dalam beberapa bulan terakhir kita laporkan. Diharapkan, nantinya itu bisa membantu Pemerintah Pusat dalam menyusun rencana terkait penanganannya kedepan," jelas Mahyeldi.

Mahyeldi menegaskan, selain mengirim kepada Presiden, surat laporannya itu juga ditembuskannya kepada sejumlah pihak terkait, seperti Menko Bidang PMK, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan Menteri Dalam Negeri, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Selain itu juga kepada Menteri Sosial dan Ketua DPRD Sumbar.

Diakhir suratnya, Gubernur Sumbar juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Pusat yang selama ini telah memberikan perhatian dan dukungan besar kepada Provinsi Sumbar melalui berbagai Kementerian dan Lembaga Negara.

"Selain sebagai laporan, surat kita ini, juga bertujuan untuk menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Pusat atas perhatian dan dukungannya bagi keberlanjutan pembangunan di Sumbar," tandas Mahyeldi.

Namun, hingga kejadian semalam, belum ada langkah konkret dalam mitigasi sungai-sungai berhulu dari Marapi. Lalu, apa upaya konkret yang bisa dilakukan?

Bernes Dt. Pisang, seorang tokoh masyarakat kaki Gunung Marapi yang tinggal di Koto Baru, Kecamatan X Koto, mengatakan, harusnya pemerintah melakukan penanganan dari hulu ke hilir sejak erupsi Marapi terjadi bulan Desember 2023. Salah satunya, menurut Bernes adalah membuat sabo dam di aliran-aliran lahar dingin Marapi.

Ada pun aliran sungai itu ada di IV Angkek persisnya Nagari Bukik Batabuah; Sungai Pua yakni di Badorai; X Koto di Lubuak Antu, dan aliran Batam di Batu Palano. Kemudian di Pincuran Baliak di Kecamatan Batipuh (Tanah Datar) yang mengalir ke batang Sumpur. Juga sungai di Paringan, Salimpauang, Pasia Laweh, Sungai Tarab. "Tak sampai 10 aliran lahar dingin. Dan semuanya sudah terpetakan," tukas Bernes.

Dikatakannya, sabo dam di Pariangan sudah ada.

Penjelasan dalam laman situs Kementerian PUPR , sabo dam merupakan bangunan sumber daya air yang berfungsi untuk mengendalikan aliran sedimen atau debris baik yang terjadi di daerah vulkanik maupun non-vulkanik agar tidak menimbulkan bencana.

Bangunan sabo dapat berupa: Sabo Dam (chekdam, consolidation dam, supporting dam), tanggul/tanggul pengarah, kantong sedimen, bank protection (reverment, groyne, sod, riprap, dsb). Selain sebagai pengendali lahar akibar erupsi gunung berapi, sabo dam juga bermanfaat sebagai pengendali erosi hutan dan daerah pertanian serta mencegah bahaya longsor.

Material pasir dan batu-batuan yang tertahan di sabo dam juga dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber penghasilan. Bangunan sabo dam berfungsi untuk menahan sementara lahar yang akan turun dari hulu ke hilir semaksimal mungkin. Kemudian lahar ini dialirkan sesuai kapasitas tampung bangunan hilir.

Sabo dam yang fisiknya tak tinggi, tapi bertingkat, secara logika mampu menjadi pembendung permanen air yang mengalir dalam kondisi terjalnya kontur, dan air itu meresap dalam tanah. Imbasnya, lahan pertanian bisa subur karena menyimpan tanah humus dari erupsi gunung.

Di samping itu, Bernes pun mendorong pengaturan pola tanam sekeliling gunung. "Sekeliling gunung, lahan hijau jadi lahan pertanian plastik musa, dengan pembiaran maka akan jadi lahan banjir terus.

"Kalau dibiarkan Gunung Marapi akan selalu mengirimkan bencana yang semakin parah," pungkasnya.

Baca Juga

Mayat Pria Ditemukan di Ladang Karet Sijunjung, Diduga Korban Pembunuhan
Mayat Pria Ditemukan di Ladang Karet Sijunjung, Diduga Korban Pembunuhan
Kejati Sumbar menahan 11 orang tersangka terkait kasus dugaan korupsi ganti rugi lahan pembangunan jalan tol
Kejati Sumbar Tahan 11 Tersangka Baru Kasus Korupsi Ganti Rugi Lahan Tol Padang-Pekanbaru
Urang Awak di Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
Urang Awak di Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
Investasi Sejak Dini
Semester Pertama 2024, Pemko Padang Catat Investasi Tembus Rp2,02 Triliun
Cuaca ekstrem maritim melanda wilayah pesisir Sumatra Barat (Sumbar) pada Rabu (16/10/2024) pagi dan siang hari. Gelombang tinggi menghantam
Gelombang Tinggi Hantam Pesisir Sumbar, Warga Diminta Waspada Hingga 18 Oktober
Abrasi menyebabkan ambruknya bagian belakang Rumah Makan Pasir Putih di Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Rabu (16/10/2024).
Abrasi di Bungus Teluk Kabung, Rumah Makan Ambruk, 15 Pelajar Padang Terluka