Riset: Petani Sumbar Lebih Pilih Tanam Padi Varietas Lokal Meski Hasilnya Rendah

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wahyu Wibawa mengungkap beberapa alasan yang menentukan tingkat adopsi varietas padi di

Kegiatan panen raya padi di Koto Baru, Kabupaten Solok. (foto: IG @mahyeldisp)

Langgam.id - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wahyu Wibawa mengungkap beberapa alasan yang menentukan tingkat adopsi varietas padi di Sumatra Barat.

Wahyu menjelaskan, petani Sumbar lebih memilih menanam padi varietas lokal walaupun produktivitasnya rendah. Padahal saat ini sudah banyak padi Varietas Unggul Baru (VUB) dengan produktivitas yang lebih tinggi.

Penelitian yang terbit pada jurnal pembangunan nagari Vol.7, No.2 ini menjelaskan, ada beberapa hal yang membuat petani enggan menanam diluar varietas lokal asli Sumbar.

Alasan pertama adalah preferensi atau pilihan konsumen. Sebagian besar petani di sentra produksi padi hanya mau menanam varietas tertentu yang diminati oleh masyarakat Sumbar dan sudah jelas memiliki pasar.

Dalam penelitian yang diterbitkan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Sumbar tersebut, tekstur dan rasa nasi adalah penentu utama. Wahyu menyebutkan, Sumatra Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki preferensi tekstur dan rasa nasi yang berbeda dibandingkan dengan masyarakat Indonesia lainnya.

Konsumen/masyarakat Sumbar menyukai nasi yang bertektur pera. Sedangkan di daerah lain umumnya menyukai nasi yang bertekstur pulen.

"Masyarakat Sumatra Barat menyukai tekstur nasi pera, yang cocok bila dipadukan dengan budaya masakan padang yang berkuah dan bersantan," tutur Wahyu saat dihubungi Langgam.id beberapa waktu lalu.

Lanjutnya, hal ini dibuktikan dengan adanya fakta yang menunjukkan bahwa, tekstur dan rasa nasi selalu menjadi pertimbangan utama bagi konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi beras.

Sebanyak 94,12% varietas yang dominan di Sumatra Barat mempunyai tekstur nasi pera dan hanya 5,88% yang tekstur nasinya agak pulen. Contohnya varietas anak daro dan cisokan.

Faktor selanjutnya adalah harga jual beras. Ada selisih harga jual antara varietas yang berasal dari Sumatra Barat dengan varietas unggul nasional. Riset tersebut menjelaskan, salah satu keunggulan varietas unggul/lokal asal Sumatra Barat dibandingkan dengan varietas unggul nasional adalah harganya 15% lebih tinggi. Harga menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi kenapa tingkat adopsi Varietas Unggul Baru (VUB) rendah di Sumbar.

"Dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas dan produksi padi di Sumatra Barat telah sering dikenalkan varietas unggul baru (VUB) yang mempunyai potensi hasil lebih dari 8 ton/ha. Bahkan ada yang mencapai lebih dari 10 t/ha," ujar Wahyu.

Upaya ini belum berhasil karena produk atau berasnya tidak diminati oleh konsumen, khususnya dari aspek tekstur nasinya.

Selain harga dan preferensi konsumen, kesesuaian agroekosistem juga menjadi pertimbangan bagi petani untuk mengadopsi varietas baru. Wahyu menjelaskan, sebagian besar petani padi mempunyai masalah dengan keterbatasan modal untuk usaha tani-nya. Oleh karena itu sebagian besar petani (84%) sangat berhati-hati dan tidak mau mengambil risiko untuk mengadopsi VUB yang direkomendasikan.

Dalam riset tersebut menjelaskan, keuntungan mengadopsi VUB di antaranya adalah produktivitasnya tinggi dan umurnya lebih genjah. Sedangkan resiko mengadopsi VUB di antaranya adalah gagal panen, penurunan produktivitas, harganya lebih murah, dan hasilnya sulit untuk dipasarkan. (yki)

Baca Juga

Produksi padi Sumbar pada 2023 lalu mencapai 1.457.502,44 ton. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan 2022 lalu yaitu 1.373.532,19 ton.
Produksi Padi Menurun, Pemko Padang Siapkan Strategi Genjot Produktivitas
Petani di Kaki Bukit Barisan Terkebat Perubahan Iklim
Petani di Kaki Bukit Barisan Terkebat Perubahan Iklim
Produksi padi Sumbar pada 2023 lalu mencapai 1.457.502,44 ton. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan 2022 lalu yaitu 1.373.532,19 ton.
Ada 24 Varietas Padi Asli Sumbar yang Terdaftar, 14 di Antaranya Hasilkan Beras Unggul
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi di Sumbar sepanjang Januari-September 2024 diperkirakan sebesar 1.027.429 ton GKG
10 Daerah Penghasil Beras Terbanyak di Sumatra Barat 
Berita Payakumbuh - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Wali Kota Payakumbuh menerima SK pelepasan tanaman padi varietas marapulai
Ditetapkan Kementan, Payakumbuh Punya Varietas Unggul Padi Marapulai
Tingkatkan Produksi Padi, Sistem Tanam Jajar Legowo Dikembangkan di Pessel
Tingkatkan Produksi Padi, Sistem Tanam Jajar Legowo Dikembangkan di Pessel