Rendang: Dari Dapur, Laboratorium dan Kelas Inspirasi Pembelajaran Berbasis Etnosain dan VR

Oleh: DR. Skunda Diliarosta. MPd.
Dosen FMIPA Universitas Negeri Padang
(Tim Peneliti RKIL 2025)

Siapa yang tidak kenal rendang, ikon kuliner kebanggaan Minangkabau  yang tidak hanya menggoda selera, tetapi juga memikat dunia dengan cita rasa dan filosofi budayanya. sudah berulangkali dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia.  kini tidak hanya dibicarakan karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena kekayaan sains dan potensinya dalam dunia pendidikan modern. 

Melalui riset dan inovasi yang dilakukan tin RKIL Universitas Negeri Padang, rendang dibawa keluar  dari dapur menuju laboratorium dan bahkan dunia virtual. Penelitian laboratorium mengungkap kandungan gizi dan aktivitas antioksidan rendang, sementara inovasi pendidikan terbaru menempatkan rendang sebagai objek pembelajaran berbasis etnosains dengan dukungan teknologi Virtual Reality (VR).

Penelitian yang dilakukan oleh tim Riset Kolaborasi Indonesia LPTK (RKIL UNP tahun 2025 ini mengungkap fakta menarik dibalik kelezatannya, rendang menyimpan cerita pelajaran berharga tentang sains dan kehidupan.  

Hasil kajian laboratorium membuktikan bahwa ketika daging dimasak menjadi rendang, kadar airnya turun drastis hingga tinggal sepertiga saja. Hasil uji proksimat menunjukkan perubahan besar setelah rendang dimasak: kadar air menurun dari 77% pada daging mentah menjadi 34–44%, membuat rendang awet.

Inilah rahasia kenapa rendang bisa tahan berhari-hari bahkan menjadi andalan makanan nenek moyang kita dalam perjalanan haji selama berbulan bulan dari Tanah Air Indonesia menuju Tanah Suci Makkah Al Mukaramah.
       
Kandungan protein dalam daging justru meningkat hingga 33%, sementara lemak tinggi terutama jika digabungkan dengan dedak  membuat rendang jadi sumber energi yang mantap.  Lemaknya memang cukup tinggi, terutama jika dimasak bersama dedak yang sudah terjadi, tapi justru dedak inilah yang memberi kejutan: kandungan antioksidannya lebih baik daripada bumbu rendang itu sendiri. 

Uji IC50 antioksidan juga menunjukkan bahwa bumbu rendang tergolong lemah, tetapi dedak memberikan potensi antioksidan lebih baik.
      
Menariknya, para pendidik dan peneliti melihat rendang tidak hanya sebatas kuliner, melainkan juga media belajar. Melalui model pembelajaran inkuiri, rendang bisa jadi pintu masuk untuk memahami sains dengan cara yang dekat dengan budaya. Rempah-rempah yang digunakan sejak ratusan tahun lalu ternyata menyimpan fungsi ilmiah. Serai, kunyit, hingga cabai dan santan menyimpan cerita tentang anti bakteri alami, reaksi kimia hingga prinsip pengawetan makanan tradisional. 

Melalui pendekatan etnosain, guru, mahasiswa kini dapat menkaji proses memasak rendang dengan cara yang lebih bermakna: bukan hanya memahami rumus rumus, tetapi juga menghargai pengetahuan lokal yang diwariskan turun menurun. 
       
Yang lebih seru rendang kini ikut masuk ke ruang kelas virtual. Penelitian terbaru Tim RKIL UNP yang dimuat dalam jurnal internasional menunjukkan bagaimana teknologi Virtual Reality bisa menghadirkan pengalaman belajar yang imersif. Bayangkan siswa masuk ke dapur tradisional Minang lewat headset VR, melihat langsung bagaimana rendang dimasak, bahkan memahami proses kimia, fisika dan biologi yang terjadi pada setiap tahap. Belajar pun jadi lebih menyenangkan dan penuh rasa ingin tahu. 
       
Rendang juga ternyata sejalan dengan isu global. bagaimana Virtual Reality dapat menghidupkan pengalaman belajar tentang rendang. Siswa dapat melakukan tur virtual ke dapur tradisional Minang.  

Mengeksplorasi proses kimiawi , fisika dan biologi saat rendang dimasak secara imersif. Belajar interaktif tentang hubungan rempah, gizi, dan kesehatan. Dengan Virtual Reality, pembelajaran tidak hanya lebih menyenangkan tetapi juga mendukung keterampilan abad ke-21: berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.

Lebih dari itu, pembelajaran berbasis Virtual Reality dan etnosains menjadikan rendang sebagai jembatan antara sains, budaya dan nilai nilai berkelanjutan. Konsep ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada aspek Pendidikan Berkualitas dan Konsumsi Berkelanjutan. Melalui eksplorasi bahan lokal, efisiensi energi serta pemahaman tentang pangan rendah jejak karbon, peserta didik belajar bagaimana tradisi kuliner dapat menjadi solusi modern bagi isu lingkungan dan ketahanan pangan.

Rendang kini bukan hanya kebanggan kuliner dunia, tetapi juga warisan edukatif bangsa. Dari dapur nenek moyang hingga laboratorium modern, dari kuali tradisional hingga ruang virtual, rendang membuktikan dirinya sebagai media pembelajaran yang kaya makna. 

Kini, rendang bukan sekadar kuliner, tetapi laboratorium mini yang mengajarkan gizi, biologi, kimia, budaya, hingga teknologi. 

Dari hasil uji laboratorium hingga implementasi Virtual Reality, rendang membuktikan dirinya sebagai warisan kuliner sekaligus warisan sains Nusantara yang tak hanya mengenyangkan perut, tapi juga mencerdaskan generasi. 

Semoga.

Baca Juga

Pemko Padang Panjang menggelar rapat evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Balai Kota pada Jumat (10/10/2025).
Evaluasi MBG di Padang Panjang, Pemko Tekankan Kepatuhan SOP dan Sinergi Instansi
Junaedi (28) terpaksa 'gantung panci' sebagai koki akibat pandemi Covid-19. Restoran di bilangan Sentul, Kabupaten Bogor, melepasnya karena
Junaedi Jadi Koki Lagi Berkat MBG, Dulu Sempat “Gantung Panci” dan Nganggur Imbas Covid-19
Mantan Sales Promotion Girl (SPG), Niki mengaku sangat terbantu dengan adanya lapangan kerja baru dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sempat Nganggur dan Kini Bekerja di SPPG, Mantan SPG Harap MBG Berkelanjutan
Usaha milik Ifta Bintan berkembang pesat sejak dipercaya memasok ikan segar untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SPPG
UMKM Pemasok Ikan di Tangerang Selatan Berkembang Pesat Berkat Program BMG
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak Indonesia guna mendapatkan gizi yang layak. Namun program MBG
Ibu Tunggal Terbantu Bekerja di Dapur SPPG, Harap Program MBG Jangan Berhenti
Pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Palmerah disiplin menerapkan titik kendali kritis dalam tata kelola dapur MBG.
Tips Penyajian MBG Sehat dan Aman Mulai dari Pemilihan Bahan hingga Siap Disantap