Ratusan Hektare Kebun Pisang di Mentawai Diserang Bakteri Fusarium, Petani Merugi

Bakteri Fusarium pada pisang merebak di Kecamatan Siberut Selatan dan Siberut Barat Daya, Kepulauan Mentawai. Alhasil para petani mengalami kerugian lantaran buah pisang tidak dapat dipanen.

Ilustrasi. [foto: bbppbinuang.bppsdmp.pertanian.go.id]

Langgam.id - Bakteri Fusarium pada pisang merebak di Kecamatan Siberut Selatan dan Siberut Barat Daya, Kepulauan Mentawai. Alhasil para petani mengalami kerugian lantaran buah pisang tidak dapat dipanen.

Kepala Desa Maileppet, Alexius menyebut bakteri Fusarium yang menyerang pisang petani di desanya terjadi sejak bulan Desember 2024 lalu.

"Desember itu sudah ada satu persatu, kemudian pada Januari hingga bulan Februari sekarang," ujar Alexius, Kamis (27/2/2025).

"Ini pertama kalinya terjadi, sebelumnya tidak pernah," tambah Alexius.

Alexius menjelaskan, pada awal Desember lalu terjadi musim hujan di Meileppet dan sekitarnya, kemudian berganti menjadi musim kemarau di penghujung bulan. Ketika pergantian musim tersebutlah, pisang petani mulai terkena bakteri Fusarium.

"Dulu bahasanya kan itu ada pengaruh dari hujan ke kemarau, rupanya jadi wabah sampai Januari dan Februari. Bulan Februari itu sudah menyebar di mana-mana," jelas Alexius.

"Dahulu kami tidak mengetahui nama penyakit pada pisang tersebut. Setelah dikomunikasikan dengan rekan-rekan di pertanian, barulah mengetahui jenis bakteri Fusarium," tutur Alexius.

Ia menerangkan ada dua ciri-ciri dari bakteri Fusarium yang menyerang pisang petani. Ciri pertama kalau secara keseluruhan, daunnya kuning layu, kulit pisang bersih namun isinya kecoklatan.

"Ciri kedua, daunnya layu, kulitnya bagus, isinya warna kuning seperti pepaya masak dan melunak," terangnya.

Kemudian, Alexius mengatakan sebanyak 187 hektare lahan pisang di desa Meileppet terdampak bakteri Fusarium tersebut.

"Tidak hanya di Siberut Selatan sebenarnya, namun di Kecamatan Siberut Barat Daya lahan pisang petani juga ikut terdampak," beber Alexius.

"Daerah yang sudah terdampak yaitu Desa Maileppet, Desa Muntei, di Kecamatan Siberut Selatan. Kemudian di Desa Katurai, Kecamatan Siberut Barat Daya," sebut Alexius.

Saat ini, kata Alexius ia sudah menyampaikan hal tersebut kepada Dinas Pertanian Mentawai dan DPRD Mentawai.

"Terkhusus dinas pertanian sudah mulai menemukan sedikit cara untuk mengatasinya. Mereka menyarankan kepada petani untuk disiplin areal, melakukan penebangan pohon pisang dan membakarnya," kata Alexius.

Kendati demikian, kata Alexius, parang yang dipakai untuk menebang pohon pisang yang terkena bakteri Fusarium, tidak boleh digunakan untuk membersihkan batang pisang yang masih sehat.

"Hal itu untuk menghindari penyebaran bakteri Fusarium. Karena penyebarannya sangat cepat," jelasnya. (Iqbal/yki)

Baca Juga

Kapolda Sumbar Irjen Pol Gatot Tri Suryanta melantik satu-satunya Polwan menjabat sebagai Kapolsek di Sumbar. Dia adalah AKP Herlina.
Kapolda Sumbar Lantik Polwan Satu-satunya Jadi Kapolsek, Bertugas di Mentawai
Sosok AKP Herlina jadi sorotan, setelah dirinya berani mengajukan diri menjadi kapolsek. Hal itu dilakukan Polwan satu ini langsung
Sosok AKP Herlina, Polwan yang Berani Ajukan Diri ke Kapolda Sumbar Jadi Kapolsek di Mentawai
Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan tidak dapat menerima gugatan perkara hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tanah Datar
MK Tolak Sengketa Pilkada Mentawai Lantaran Tak Penuhi Syarat Ambang Batas Perolehan Suara
Seorang remaja berusia 19 tahun ditemukan meninggal gantung diri di kamarnya di Dusun Sirokdak, Desa Muara Siberut, Kepulauan Mentawai
Remaja di Mentawai Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya
Masuki hari ketujuh, pencarian korban kecelakaan kapal di perairan Mentawai dihentikan. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Basarnas
Hari Ketujuh, Pencarian Korban Kecelakaan Kapal di Perairan Mentawai Dihentikan
Masuki hari ketujuh, pencarian korban kecelakaan kapal di perairan Mentawai dihentikan. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Basarnas
Dua Korban Kecelakaan Kapal di Perairan Mentawai Berhasil Ditemukan