Haji ramah lansia dijadikan tagline oleh Kementerian Agama RI dalam musim haji 1445H/2024. Haji ramah lanjut usia yes, ini maksudnya untuk menyatakan bahwa kewajiban menunaikan ibadah haji yang baru dapat ditunaikan setelah usia lanjut adalah realitas bagi umat Islam Indonesia yang disebabkan panjangnya antrian haji.
Haji di usia lanjut juga tak perlu dicemaskan benar oleh calon jamaah haji yang sudah memberikan setoran awal atau yang akan menyetor biaya haji, karena layanan petugas haji semangkin membaik, dan menyenangkan bagi jamaah lanjut usia.
Memang, dari sekian sukses yang dicapai Kementerian Agama RI sebagai operator pelaksanaan haji setiap tahun, tahun ini penulis sangat terkesan adalah suksesnya pelayanan terhadap jamaah haji lanjut usia (Lansia).
Pengalaman menjadi pembimbing haji dan umrah yang sekian kali terasa betul, melayani jamaah lanjut usia adalah pekerjaan berat, memerlukan kesabaran ektra dan menguras energi petugas. Namun, tahun ini penulis tidak mendengar dan tak membaca ada keluhan yang berarti dari jamaah lansia terhadap layanan yang mereka dapatkan dari petugas haji.
Membaca berita perjalanan haji tahun 1445H/2024 ini melalui kanal media sosial, media cetak dan laporan di TV nasional yang menyajikan laporan langsung, patut rasanya disampaikan apreasiasi dan terima kasih kepada pihak penyelenggara baik penyedia fasilitas Kerajaan Saudia Arabia.
Tentu utamanya kepada Pemerintah Indonesia cq Kementerian Agama RI yang sukses menjalankan tugas suci yang mereka emban, melayani dhuyufurrahman, tamu Allah, lebih khusus lagi sukses menjalankan tugas melayani jamaah lansia yang jumlahnya tahun 2024 ini lebih dari 45 ribu orang, satu angka yang banyak dan besar jumlahnya.
Beberapa penjelasan pejabat Kementerian Agama dan pihak-pihak yang mengurus perhajian di Indonesia bahwa jamaah haji lanjut usia masa-masa berikut akan terus membengkak karena masa tunggu haji terus naik.
Kematangan persiapan petugas yang ramah lansia adalah tantangan tersendiri yang mesti menjadi perhatian Kementerian Agama. Sukses pelayanan haji ramah lansia dua tahun terakhir ini adalah modal sosial dan profesional yang tentunya akan dievaluasi untuk ditingkatkan lebih baik lagi.
Berita di media cetak bahwa ada masih ada kendala dan masalah dalam pelayanan jamaah seperti AC yang mati di beberapa tenda, jemaah yang penuh dalam satu tenda, makanan yang belum maksimal dan layanan lainnya, adalah realitas yang terus akan disempurnakan.
Namun apresiasi atas capaian bahwa secara keseluruhan layanan untuk jamaah dalam melakukan puncak haji wukuf Arafah, mabit dan melempar jumrah dengan mobilitas yang luar biasa padatnya, semua dapat berjalan baik dan tidak banyak hambatan yang berarti. Faktor jamaah haji usia lanjut, dengan sigap, telaten dan ramah tentunya dapat diatasi petugas dengan baik.
Laporan media menyebutkan tentang jamaah haji lanjut usia yang cukup banyak. Jemaah haji lanjut usia cukup mendominasi dalam pelaksanaan Ibadah Haji setiap tahunnya. Pada tahun 2023 terdapat 60 ribu jemaah haji lanjut usia dan pada tahun 2024 terdapat 45 ribu jemaah lansia.
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2023 terdapat 156.978 jemaah haji kategori risiko tinggi atau setara 74,8%. Bahkan angka jemaah haji wafat pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023 meningkat drastis mencapai 64% dari tahun 2019 (penyebab utamanya kelelahan dan sakit.
Layanan terhadap lansia berkaitan dengan pelayanan kesehatan dasar seperti pemeriksaan kesehatan rutin, imunisasi, pengobatan penyakit, dan perawatan luka dapat berjalan dengan baik.
Pelayanan penyediaan alat bantu tongkat, kursi roda, penyuluhan kesehatan, senam lansia, dan deteksi dini penyakit, pendampingan dan membantu lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari, memberikan konseling psikologis, dukungan emosional, dan bantuan dalam menghadapi masalah keluarga atau sosial adalah tugas-tugas yang dapat berjalan efektif petugas haji dilini lapangan.
Sungguh kerja tidak mudah, memerlukan keseriusan dan kerendahan hati, dengan dukungan profesionalitas tinggi melayani jamaah haji lanjut usia yang pasti memiliki keterbatasan pergerakkan, banyak pula yang kurang pengalaman mengunakan fasilitas hotel, pesawat udara dan suasana perjalanan ibadah haji yang membutuhkan kekuatan fisik.
Kordinasi,informasi dan sinkronikasi berbagai pihak, khususnya petugas kesehatan, petugas lapangan dan pembimbing adalah kunci keberhasilan pelaksanaan haji yang jumlah lanjut usia begitu banyak.
Penguatan petugas pengawasan khusus di bawah kendali langsung Menteri Agama yang direkrut dari beberapa orang Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan, Kepala Kementrian Agama di daerah dan figur yang memiliki kemampuan handal dalam menajemen pergerakkan adalah bahagian dari cara kerja pengendalian yang serius dari Menteri Agama untuk menghadirkan layanan jamaah yang paripurna, ini memberikan sumbangan besar bagi suksesnya haji ramah lansia.
Terima kasih dan penghargaan patut disampaikan kepada Menteri Agama RI dan semua petugas pelayanan tamu Allah.
Kutipan media berikut ini adalah fakta bahwa layanan petugas haji tahun ini luar biasa, baik dan menyenangkan. Dedikasi petugas, lebih lagi Menteri Agama RI, ….begitu juga dengan jemaah haji asal Sumatera Barat ini. Rifki bersama 14 temannya merasa senang dan terharu ketika bertemu Menteri Agama tepat ditempat mereka melontar jumrah.
"Alhamdulillah kami sangat senang bisa bertemu dengan Gus Men. Sesaat sebelum melontar tiba-tiba disapa oleh beliau. Ini momen yang langka bagi kami, bisa bertemu menteri di tanah suci," ungkap Rifki, Selasa, 18 Juni 2024.
Rifki juga mengungkap rasa salutnya kepada menteri agama, karena rela berbaur dan berdesakan dengan jemaah untuk menunaikan kewajiban melontar jumrah."Kita awalnya kaget, seorang menteri rela berdesak-desakan di tengah ramainya jemaah dari seluruh penjuru dunia untuk menunaikan kewajibannya melontar jumrah. Ini membuat kami bangga," ucap Rifki.
Dedikasi Petugas dan Jamaah Lanjut Usia
Dedikasi petugas melayani jamaah lanjut usia tercermin sejak persiapan pemberangkatan ada petugas yang mengendong lansia naik pesawat, di Haramain petugas dengan ikhlas membimbing, mencari mereka yang tak kenal hotel penginapannya dan ada pula yang mencandai jamaah lansia agar mereka senang dalam melaksanakan haji.
Beberapa ungkapan kepuasan jamaah lanjut usia di medsos yang dishare petugas haji adalah indikasi tingginya dedikasi petugas dalam menjalankan tugas suci melayani jamaah.
Ketulusan, dedikasi dan profesionalitas petugas lapangan, pembimbing ibadah dan semua pihak yang terkait dengan pelayanan adalah kunci sukses pelaksanaan haji. Kecanggihan tekhnologi komunikasi, transportasi dan akomodasi dalam pelaksanaan haji tidak akan berarti banyak bila petugas pelayanan tidak memiliki ketulusan bekerja, dedikasi kerja melayani sebagai ibadah dan tentu arahan, bimbingan dan petunjuk yang jelas oleh sistim manajemen haji.
Diskusi tentang jamaah haji lanjut usia adalah keniscayaan yang akan terus terjadi di masa datang. Islam mendorong keadilan dan inklusi dalam semua bidang kehidupan. Dalam konteks haji, hal ini berarti memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh umat Islam, termasuk para lansia, untuk menyelesaikan ibadah haji ini dengan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
Pelayanan khusus bagi jemaah haji lanjut usia merupakan wujud nyata keadilan dan inklusi, memastikan setiap umat Islam mempunyai kesempatan yang sama untuk merasakan keberkahan ibadah haji.
Oleh karena itu, pemerintah dan jamaah haji lainnya bertanggung jawab atas tindakan sosial dan kemanusiaan untuk melindungi dan mendukung kelompok rentan seperti lansia.
Dengan memberikan layanan khusus, pemerintah dapat menunjukkan kepedulian dan kepedulian terhadap jamaah haji lanjut usia serta memberikan dukungan yang diperlukan agar mereka dapat menunaikan ibadah haji dengan aman dan nyaman tanpa adanya kendala baik fisik maupun kesehatan.
Namun patut juga menjadi perhatian, bahwa haji merupakan ibadah yang mensyaratkan adanya kemampuan (istitha'ah) dalam pelaksanaannya. Istitha’ah adalah kemampuan jemaah haji secara jasmaniah, ruhaniah, pembekalan, dan keamanan untuk menunaikan ibadah haji tanpa menelantarkan kewajiban terhadap keluarga.
Di antara istitha'ah yang harus terpenuhi adalah kesehatannya. Karenanya, pemeriksaan kesehatan perlu diperketat sebelum calon jemaah melunasi pembayaran biaya haji.
Mencermati beratnya perjalanan dan rangkaian ibadah haji yang memerlukan kekuatan fisik, maka sejatinya istitha’ah (kemampuan) untuk berhaji bagi orang yang sudah masuk kategori lanjut usia patut dipertimbangkan pelayanan dan kebutuhan yang diperlukan.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang kreteria istitha’ah dan kualitas fisik calon jamaah haji sudah waktunya hendaknya dapat diberikan penjelasan yang lebih tegas dan terinci. Bersamaan itu fatwa juga diharapkan dapat memuat dorongan bagi petugas haji bahwa melayani jamaah haji lanjut usia adalah ibadah yang tinggi pahalanya.
Penutup kalam ingin disampaikan apresiasi dan penghargaan terhadap Kementerian Agama dan segenap petugas haji atas kinerja baik melayani jamaah haji lanjut usia, artinya tagline Haji Ramah Lansia, dapat direalisasikan secara nyata di lapangan.
Dedikasi petugas pelayan haji dan keseriusan Menteri Agama menjaga marwah umat dan bangsa dengan semangkin membaiknya penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H/2024 ini adalah ibadah yang berlipat ganda, dan semua jamaah dan petugas di doakan untuk menjadi haji mabrur, yang balasan utamanya, dimasukkan ke dalam sorga-Nya, amin yarabal alamin. 20062024.
Duski Samad, Ketua Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (PW DMI) Provinsi Sumatra Barat dan Guru Besar UIN Imam Bonjol