Langgam.id - PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) mendapat kontrak baru, yakni Pembangunan Gedung dan Kawasan Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) 2 (Bidang Perekonomian) di Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara senilai Rp766 miliar.
Penandatanganan kontrak proyek dilakukan pada (13/5) lalu antara Pejabat Pembuat Komitmen BPB Septian Fajri dan Executive Vice President (EVP) Divisi Gedung Hutama Karya Nyoman Endi Mahendra dengan disaksikan langsung oleh Direktur Operasi II Hutama Karya Gunadi serta didampingi beberapa pejabat terkait.
Direktur Operasi II Hutama Karya Gunadi mengatakan, pekerjaan utama pada proyek ini terdiri dari dua bagian, yakni bangunan gedung dan penataan kawasan. Gunadi merinci lingkup pekerjaan utama untuk bangunan gedung mencakup pekerjaan preliminary, arsitektur, interior, struktur, mekanikal gedung, elektrikal gedung, plumbing gedung, penilaian bangunan gedung hijau, dan penerapan smart building.
“Adapun lingkup pekerjaan utama untuk penataan kawasan meliputi pekerjaan geoteknik kawasan, pekerjaan 2 kolam retensi, lanskap kawasan, jalan, jembatan second walkway, kawasan multi utility tunnel, infrastruktur sumber daya air kawasan, mekanikal kawasan, elektrikal kawasan, dan plumbing kawasan,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (28/5/2023.
Selain itu, lanjutnya, ada pula pekerjaan khusus pada proyek yang berada di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur ini. Pekerjaan khusus yang dimaksud berupa dewatering yang bermanfaat mencegah penumpukan sedimen, dan pekerjaan perkuatan lereng yang bermanfaat untuk melindungi lapisan permukaan lereng terhadap pengaruh erosi, menambah kestabilan lereng, dan menambah estetika.
“Proyek ini terdiri dari lima gedung dan pekerjaan struktur akan dimulai pada Juli 2023. Kami targetkan selesai pada Agustus 2024 mendatang,” tambah Gunadi.
Proyek pembangunan bangunan gedung dan kawasan kantor Kemenko 2 merupakan salah satu dari total empat paket lelang pembangunan gedung dan kawasan Kementerian Koordinator.
“Meskipun secara kontraktual selesai pada Oktober 2024, tapi mengutip amanah Presiden Jokowi, diharapkan Agustus 2024 sudah dapat melaksanakan upacara di Lapangan Istana Negara. Lapangan ini masih berada dalam satu kompleks dengan proyek pembangunan bangunan gedung dan kawasan kantor Kemenko 2. Jadi, proyek ini adalah salah satu paket yang paling terakhir dinyatakan selesai tendernya. Hutama Karya berkomitmen untuk menyelesaikannya tepat waktu dan tepat mutu,” ujar Gunadi.
Lokasi kawasan kementerian koordinator sendiri nantinya berada di distrik pemerintahan. Tepatnya, di zona pemerintahan SUB BWP 1A. Kawasan ini merupakan lokasi yang strategis karena berseberangan dengan Istana Presiden dan berada di antara Sumbu Kebangsaan
Zonasi kawasan Kementerian Koordinator yang terdiri dari empat bidang mengapit Sumbu Kebangsaan di area Plaza Seremoni. Posisinya tepat berada di bawah kawasan Istana Presiden dengan tujuan memudahkan koordinasi dan bisa menjadi titik landmark dari Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
“Orientasi bangunan memperkuat axis ke arah Istana Presiden di sepanjang Sumbu Kebangsaan, terutama membentuk ruang positif di antara Plaza Seremoni. Istana Presiden, sebagai titik ultimasi secara tata letak dan visual di kompleks area Kementerian Koordinator dan Plaza Seremoni, menjadi pemersatu ruang terbuka hijau yang dibatasi oleh bukit bendera di sisi selatan. Keseluruhan komponen bangunan dan lingkungan menyatu dan saling terkait, memperkuat ruangraung spasial dan ruang terbuka publik,” sambung Gunadi.
Nusantara–yang akan menjadi IKN–sendiri mengusung konsep forest city, yaitu menjadikan kota berdampingan dengan alam.
Pembangunan bangunan gedung dan kawasan kantor kemenko 2 pun dirancang untuk mendukung terwujudnya forest city di IKN. Proses pembangunan juga memanfaatkan digital construction (BIM) untuk memastikan pekerjaan dilaksanakan secara akurat.
Gunadi mengungkapkan, proyek ini akan menerapkan konsep fasad pada rancangan arsitekturnya. Konsep fasad memadukan kearifan lokal modern dan efisiensi energi serta sustainable dan ramah lingkungan.
“Kearifan lokal terlihat dari secondary skin yang bermotif kain Nusantara. Penggunaan material kaca yang membuat bangunan modern, memaksimalkan pencahayaan alami, dan sekaligus efisiensi energi. Sustainable dan ramah lingkungan tercermin dari penggunaan kanopi lebar yang dimanfaatkan sebagai taman untuk menyaring polutan udara,” tuturnya.
Rancangan interior, Gunadi meneruskan, juga mendukung terwujudnya forest city. Rancangan interior ini memiliki pendekatan ruang terbuka, activity based workplace and collaborative, dan modern serta ramah lingkungan karena memadukan kayu semi futuristik nan dinamis. (*/FS)