Langgam.id - Provinsi Sumatra Barat dikunjungi sebanyak 2.146.749 orang dalam masa libur lebaran 1440 Hijriah. Wisatawan tersebar di berbagai daerah di Sumbar. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit melalui pesan WhatShapp-nya, Senin (10/6/2019).
Dari laporan yang diterima, Nasrul mengatakan, Pesisir Selatan terdata sebagai daerah paling dikunjungi, yakni sebanyak 795.747 wisatawan. Sedangkan Kota Padang hanya 330.000 wisatawan. Lalu Kota Pariaman dengan 226.993 wisatawan dan Bukittinggi 192.242 wisatawan.
Mengenai jumlah kunjungan wisatawan tersebut, Peneliti dari Pusat Pengembangan Pariwisata Universitas Andalas, Sari Lenggogeni mengatakan, penghitungan jumlah wisatawan merupakan hal positif yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Sumbar.
Namun, menurutnya, proses penghitungan jumlah wisatawan harus distandarisasi untuk mendapatkan data yang tepat. Setelah semua standar baru dapat dipublikasikan.
"Kita ingin semua standar. Harus clear. Jadi menggunakan metode apa, patokannya apa, sudah sesuai standar ndak? Apple to apple? Misalnya Pesisir selatan pakai apa, Bukittinggi pakai apa," kata Sari dihubungi di Padang, Jumat, (14/6/2019).
Ia mengingatkan agar data tersebut tidak menjadi blunder. Apalagi setiap kabupaten kota di Sumbar saat ini terus berlomba meningkatkan kunjungan wisatawan. Data yang tepat akan didapatkan jika penghitungan memiliki standar tertentu.
"Nanti misalnya Pessel pakai data kunjungan atau gimana cara hitungnya. Mungkin pakai karcis masuk objek wisata, atau pakai misalnya retribusi, atau pakai kunjungan hotel. Seluruh kabupaten kota saat ini berlomba-lomba dalam meningkatkan kunjungan wisatawan," katanya.
Sari mengatakan, punya data jumlah kunjungan wisatawan Sumbar dalam tiga tahun terakhir. Namun, tahun 2019 belum. Data tersebut diambil berdasarkan perspektif demand wisatawan nusantara (wisnus) yaitu wisatawan yang bukan orang Sumatra Barat dan datang khusus berlibur di Sumbar. Ia menghitung dari kunjungan ke destinasi yang menjadi tujuan utama saat lebaran.
Lima besar kabupaten kota favorit dikunjungi di Sumbar selalu ditempati Bukittinggi, Padang, Tanah Datar, dan Pesisir Selatan. Sedangkan untuk posisi kelima selalu ganti-gantian antara Solok, Padang Panjang, dan Payakumbuh.
"Tapi selalu Padang dan Bukittinggi itu menjadi favorit. Itu dua terbesar, berdasar perspektif demand," katanya.
Menurutnya penghitungan dapat dilakukan saat tempat wisata sudah terkelola dengan baik. Misalnya dapat meng-include semua data pengunjung objek wisata yang berbayar saja, seperti yang menggunakan karcis.
"Atau kenapa tak ada survey sampling di hotel? Karena kalau visitor ketika lebaran kan juga bisa penduduk Sumatra Barat. Karena, kalau lebaran bukan cuman wisnus saja yang bergerak tapi juga masyarakat lokal," katanya.
Seperti lokasi objek wisata Pantai Padang, merupakan daerah yang sulit dibuat angka jumlah pengunjung karena tidak dikelola dengan baik. Menurutnya, kawasan itu harus memiliki pengelolaan yang baik oleh pemerintah sehingga juga bisa ditemukan jumlah pengunjung yang tepat. Pengelolaan yang baik juga meningkatkan daya saingnya.
Menurutnya angka yang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi merupakan gambaran kasar dan belum bisa jadi patokan yang tepat.
"Belum bisa jadi patokan. Bagaimana cara akumulasinya? Bisa saja orang pergi ke pasar kemudian ke Bukittinggi, itu juga orangnya, entah orang Sumatra Barat juga yang masuk ke situ. Bagaimana bisa hitung sampai 2 juta?" katanya.
Apalagi, pemprov, menurutnya, hanya mendapatkan data berdasarkan laporan dari masing-masing kabupaten kota. Setiap kota bisa saja menghitung dengan cara berbeda-beda.
"Mereka minta laporan kabupaten/kota saja. Sekarang, bisa saja kabupaten A laporan pakai karcis, kemudian kota B pakai hitungan kunjungan hotel, atau mungkin ada yang hitung pakai jumlah mobil yang masuk ke wilayahnya. Bagaimana cara bisa apple to apple?" (Rahmadi/HM)